In Picture: Berangkat Sekolah dengan Merangkak
Keterbatasan fisik tidak menghalangi Adul untuk tetap semangat menuntut ilmu..
Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Mohamad Amin Madani
Pelajar kelas III SDN 10 Cibadak Kabupaten Sukabumi, Mukhlis Abdul Kholik (8) berangkat ke sekolah dengan merangkak di Kampung Cikiwul Tonggoh, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (9/11). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Pelajar kelas III SDN 10 Cibadak Kabupaten Sukabumi, Mukhlis Abdul Kholik (8) berangkat ke sekolah dengan merangkak di Kampung Cikiwul Tonggoh, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (9/11). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Pelajar kelas III SDN 10 Cibadak Kabupaten Sukabumi, Mukhlis Abdul Kholik (8) berangkat ke sekolah dengan merangkak di Kampung Cikiwul Tonggoh, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (9/11). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Pelajar kelas III SDN 10 Cibadak Kabupaten Sukabumi, Mukhlis Abdul Kholik (8) berangkat ke sekolah dengan merangkak di Kampung Cikiwul Tonggoh, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (9/11). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Pelajar kelas III SDN 10 Cibadak Kabupaten Sukabumi, Mukhlis Abdul Kholik (8) berangkat ke sekolah dengan merangkak di Kampung Cikiwul Tonggoh, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (9/11). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
Pelajar kelas III SDN 10 Cibadak Kabupaten Sukabumi, Mukhlis Abdul Kholik (8) berangkat ke sekolah dengan merangkak di Kampung Cikiwul Tonggoh, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (9/11). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kekurangan fisik tidak menghambat seorang anak di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat untuk menuntut ilmu di sekolah dan belajar agama. Salah satunya ditunjukkan oleh Mukhlis Abdul Kholik (8 tahun) atau sering disapa Adul pelajar kelas III di SDN 10 Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
Anak yang sudah sejak lahir mengalami kelainan pada bagian kaki ini tidak bisa berjalan seperti anak normal lainnya. Adul menggunakan kedua tanganya sebagai tumpuan untuk berjalan.
Setiap harinya Adul berjalan dengan merangkak ke sekolah dengan menuruni turunan yang terjal dan tanjakan yang cukup curam. Jarak antara rumah Adul dengan sekolahnya mencapai sekiar tiga hingga lima kilometer.
Advertisement