Jumat 09 Nov 2018 21:32 WIB

Dialog Kebangsaan: Kasus Bendera adalah Kesalahpahaman

Ke depannya, perlu dimusyawarahkan tentang pemaknaan bendera berkalimat tauhid.

Rep: Rizky Suryarandika, Antara/ Red: Andri Saubani
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto dan perwakilan massa Aksi Bela Tauhid II menyampaikan hasil pertemuan di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (2/11). 
Foto: Republika/Mimi Kartika
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto dan perwakilan massa Aksi Bela Tauhid II menyampaikan hasil pertemuan di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (2/11). 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto pada Jumat (9/11) menggelar Dialog Kebangsaan dengan perwakilan organisasi masyarakat (ormas) Islam. Dalam pertemuan itu, menurut Wiranto, telah dicapai suatu kesepakatan bahwa, insiden pembakaran bendera di Garut beberapa waktu lalu, akibat kesalahpahaman.

"Kita sangat bahagia terjadi kesepakatan bahwa ini ada kesalahpahaman yang tidak lagi boleh terjadi pada masa ke depan nantinya," ujar Wiranto, usai dialog di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Jumat.

Perwakilan ormas yang hadir dalam dialog itu yakni PBNU, MUI, PP Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah, Syarikat Islam, GP Ansor, Persaudaraan Alumni 212. Adapun, dari pihak pemerintah hadir pimpinan Polri, BIN, Kemenag, Kemendagri, dan Kemenkumham.

Wiranto menginginkan, agar polemik kesalahpahaman soal bendera bertuliskan kalimat tauhid tidak sampai terulang di kemudian hari. Ia berharap umat Islam menahan diri mencegah dari tindakan yang justru memecah belah Islam.