Sabtu 10 Nov 2018 12:40 WIB

Bank Sampoerna Catat Laba Bersih Rp 52,3 Miliar

Perseroan optimistis mampu mencapai target di akhir tahun.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolanda
Ilustrasi layanan perbankan Bank Sampoerna.
Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Ilustrasi layanan perbankan Bank Sampoerna.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Sampoerna mencatat laba bersih sebesar Rp 52,3 miliar pada kuartal III 2018. Angka itu meningkat 78 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp 29,4 miliar. 

Direktur Utama Bank Sampoerna Ali Rukmijah menjelaskan, peningkatan laba bersih tersebut ditopang oleh pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 15 persen year on year (yoy) menjadi Rp 7 triliun. Hal itu pun berpengaruh pada peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar Rp 72 miliar atau naik 18 persen yoy menjadi Rp 465 miliar, sebelumnya pada periode sama tahun lalu sebesar Rp 393 miliar. 

Pengelolaan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang efektif, kata dia, juga mendukung peningkatan pendapatan bunga bersih. DPK naik 14 persen dalam 12 bulan terakhir. 

"Meski deposito masih mendominasi jumlah DPK, dana murah berupa giro dan tabungan mencatatkan pertumbuhan secara persentase yang lebih tinggi. Berturut-turut sebesar 58 persen dan 18 persen dengan kenaikan dana murah tersebut, rasio CASA Bank Sampoerna menjadi 15 persen," jelas Ali melalui siaran pers, Jumat, (9/11).

Ali mengatakan, kondisi perekonomian kini memang belum sepenuhnya mendukung. Pasalnya, masih banyak tantangan yang harus diatasi, namun kebutuhan terhadap jasa perbankan masih tetap ada. 

"Dari sanalah Bank Sampoerna berusaha memahami kebutuhan yang ada dan memberikan solusi perbankan," kata Ali. Ia menuturkan, perseroan pun memberikan layanan perbankan ke pelosok daerah lewat program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) yang dicanangkan OJK. 

Perlu diketahui, rasio keuangan Bank Sampoerna pada September 2018 masih aman. Hal itu karena Capital Adequacy Ratio (CAR) bisa dijaga di level I sebesar 8,9 persen. Lalu Net Interest Margin (NIM) sebesar 7,1 persen. Selanjutnya Loan to Depocit Ratio (LDR) masih terjaga di 90,4 persen. Dengan rasio kredit bermasalah atau Nonperforming Loan (NPL) sebesar empat persen. 

"Kami yakin Bank Sampoerna masih berpotensi tumbuh lebih baik. Kami juga akan terus menyalurkan kredit ke sektor UMKM demi memajukan perekonomian di Indonesia," tutur Ali. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement