Sabtu 10 Nov 2018 17:53 WIB

Peserta Pelatihan Jurnalistik: Republika Panutannya

Pelatihan jurnalis online ini banyak sekali yang dipelajari.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Budi Raharjo
Para peserta pelatihan jurnalistik milenial di gedung Harian Republika, Sabtu (10/11).
Foto: Republika/Elba Damhuri
Para peserta pelatihan jurnalistik milenial di gedung Harian Republika, Sabtu (10/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah peserta yang mengikuti Pelatihan Jurnalistik Milenial yang digelar Republika.co.id, ada 64 orang. Peserta berasal dari bermacam kalangan. Dari anak SMA, karyawan hingga wiraswasta.

Ada hal menarik dari salah satu peserta pelatihan jurnalistik milenial. Ada seorang pria paruh baya membawa tas dan map berwarna hijau yang di dalamnya tersimpan kliping korab.

Pria ini bernama Taufik Ali Murtadho. Berusia 50 tahun dari Brebes. Dia baru pertama kali mengikuti pelatihan jurnalistik milenial Republika. "Alasan saya ingin belajar bikin berita yang menarik untuk makanan dan ingin punya blog kuliner karena saya punya usaha catering," ucapnya.

Sebelumnya Taufik pernah menjadi wartawan kuliner, Food Stylish, dan sudah menerbitkan 30 buku resep makanan. "Ini saya tunjukkan ke mbak buku saya, ini juga ada koran Republika saya paling senang baca Senggang dan Islam Digest," ujarnya. Taufik menambahkan dengan dia membaca koran Republika membuat tulisannya lebih banyak referensi.

Namun, Taufik ini juga mengidap penyakit hepatitis C. Tapi semangat untuk belajarnya tidak pernah padam. "Harus banyak baca karena menulis resep itu bukan sekadar menulis tetapi ada cerita di balik semuanya," ujarnya.

Taufik antusias mengikuti kegiatan pelatihan jurnalistik milenial ini. " Bagus banget, banyak saran yang saya tidak tahu. Jurnalis online ini banyak sekali yang dipelajari," ucapnya. Taufik juga berpesan sering diadakan acara seperti ini oleh Republika.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement