Ahad 11 Nov 2018 15:03 WIB

Para Pemimpin Dunia Peringati Gencatan Senjata PD I

Peringatan ini juga diselenggarakan untuk menghormati jutaan prajurit yang tewas.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Gita Amanda
Garda Republika Prancis saat upacara memperingati 100 tahun berakhirnya Perang Dunia I di depan katedral Notre-Dame di Strasbour, Ahad (4/11).
Foto: Ludovic Marin/Pool Photo via AP
Garda Republika Prancis saat upacara memperingati 100 tahun berakhirnya Perang Dunia I di depan katedral Notre-Dame di Strasbour, Ahad (4/11).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Sedikitnya 70 pemimpin dunia akan memperingati seratus tahun gencatan senjata yang menandai berakhirnya Perang Dunia I, pada Ahad (11/11). Peringatan ini juga diselenggarakan untuk menghormati jutaan prajurit yang tewas dalam perang tersebut.

Pada 11 November 1918, pukul 11.00 pagi, senjata-senjata perang di Paris berhenti ditembakkan. Aksi ini menandai akhir dari konflik yang berlangsung selama empat tahun, yang telah merenggut 10 juta nyawa tentara dan jutaan nyawa warga sipil.

Seratus tahun kemudian, Presiden Prancis Emmanuel Macron memimpin para pemimpin dunia untuk memberi penghormatan kepada para prajurit dan keluarga mereka. Ia akan menyampaikan pidato di kaki Arc de Triomphe, yang dibangun oleh Kaisar Napoleon pada 1806. Bangunan ini merupakan makam dari seorang tentara yang tidak dikenal yang tewas dalam perang.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Presiden Rusia Vladimir Putin turut menghadiri acara itu, sebelum makan siang bersama Macron di Istana Elysee.

Macron dan Merkel terlihat berpegangan tangan pada Sabtu (10/11), dilansir Reuters, selama upacara peringatan di Hutan Compiegne, utara Paris. Di tempat itu, delegasi Prancis dan Jerman menandatangani kesepakatan gencatan senjata yang mengakhiri perang.

Testimoni yang ditulis oleh tentara pada 11 November 1918, saat gencatan senjata berlangsung, akan dibaca pada Ahad, oleh siswa sekolah menengah Prancis, Inggris, dan Jerman.

Perang Dunia I adalah salah satu konflik paling berdarah dalam sejarah, yang membentuk kembali politik dan demografi Eropa. Saat itu, perdamaian pascaperang hanya berlangsung sebentar, karena dua dekade kemudian Nazi Jerman menyerbu negara tetangganya itu.

"Saya mengatakan ini atas nama Jerman dengan keyakinan penuh, untuk melakukan segalanya demi membawa tatanan yang lebih damai ke dunia, meskipun kita tahu kita masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan," ujar Merkel dalam sebuah pernyataan.

Pada Ahad sore, Macron akan menjadi tuan rumah Forum Perdamaian Paris, yang akan mempromosikan pendekatan multilateral untuk keamanan dan pemerintahan, untuk menghindari kesalahan yang menyebabkan pecahnya Perang Dunia I. Namun, Trump tidak akan menghadiri forum tersebut.

Trump mengatakan dia juga tidak akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Putin di Paris. Trump dan Putin diperkirakan akan melakukan pembicaraan resmi akhir bulan ini ketika keduanya menghadiri pertemuan puncak G-20 di Buenos Aires, Argentina.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement