REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK -- Lomba lari bertajuk "Semen Indonesia Trail Run 2018" yang berlangsung di kawasan area pabrik dan bekas tambang PT Semen Gresik di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Ahad (11/11), tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia atau MURI.
Piagam MURI kategori lomba lari trail pertama di kawasan pabrik semen dan area bekas tambang itu diserahkan Senior Manager MURI Jusuf Ngadri kepada Ketua Penyelenggara Semen Indonesia Trail Run 2018 Sigit Wahono, usai perlombaan.
"Ini adalah rekor ke-8.733 yang tercatat di MURI. Lomba lari seperti ini memang baru pertama kali diselenggarakan," kata Jusuf Ngadri.
Dalam catatan Jusuf Ngadri, perlombaan yang memperebutkan total hadiah Rp 135 juta ini diikuti lebih dari 1.300 peserta putra/putri, terdiri nomor 10 kilometer sebanyak 984 orang dan nomor 21 kilometer (half maraton) sebanyak 324 orang. Termasuk dalam peserta itu sembilan pelari dari Amerika Serikat, Kenya, Bolivia, Turki, dan Thailand.
Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Agung Wiharto ditemui usai perlombaan mengatakan, lomba lari trail di kawasan area pabrik semen dan bekas tambang ini merupakan yang kedua diselenggarakan perusahaannya, setelah yang pertama tahun 2016.
"Semen Indonesia Trail Run 2018 ini memiliki keunikan tersendiri dibanding dengan ajang lari lainnya. Lokasinya di kawasan pabrik semen dan area pascatambang, sehingga pelari akan mendapat pengalaman baru dengan melintasi jalan tanah dan bukit yang menanjak. Selain itu, para pelari juga mendapatkan pengetahuan mengenai aktivitas yang ada di pabrik semen," kata Agung Wiharto yang turut menjadi peserta di nomor 10K.
Melalui ajang lomba lari ini, lanjut Agung, diharapkan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan Semen Indonesia.
"Pengelolaan pabrik dan pascatambang yang baik mampu memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Saat ini, kawasan bekas tambang dapat dimanfaatkan sebagai kawasan industri, lahan hijau dan waduk penampung air," tambahnya.
Sementara itu, Sutikno, pemenang lomba 10K kategori putra, mengatakan bahwa lomba lari di area pabrik semen dan bekas tambang ini memiliki tantangan tersendiri dibanding lomba lari biasanya, terutama jalur lomba yang dilintasi.
"Jalurnya lombanya naik turun dan menantang. Pemandangannya juga asyik," kata Sutikno yang menyelesaikan jarak tempuh 10 kilometer dengan catatan waktu 40 menit 22 detik dan berhak membawa pulang uang hadiah sebesar Rp10 juta.
Sementara peringkat kedua mendapatkan hadiah Rp 7,5 juta dan posisi ketiga Rp 5 juta. Sedangkan untuk nomor 21K, pemenang lomba diganjar hadiah Rp 20 juta, urutan kedua Rp 15 juta dan peringkat ketiga Rp 10 juta.