Senin 12 Nov 2018 03:55 WIB

Perdebatan Istilah tak Sehat Bagi Pendidikan Politik Publik

Harusnya yang diperdebatkan adalah program yang lebih konkret

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Hazliansyah
Perbandingan hasil survei capres Prabowo vs Jokowi.
Foto: republika
Perbandingan hasil survei capres Prabowo vs Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Politik dan Pemerintahan Universitas Padjajaran (Unpad) Muradi menganggap pernyataan kontroversial yang kerap dilontarkan oleh kedua pasangan calon (paslon) calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) tidak mencerdaskan publik. Ia juga menilai pernyataan-pernyataan tersebut tidak sehat bagi pendidikan politik publik.

"Harusnya yang diperdebatkan bukan idiom, slogan, atau motto, tapi bagaimana kemudian membagi apa yang menjadi program yang lebih konkret. itu saya kira diskursus yang dimunculkan," ujar Muradi saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (12/11).

Ia menilai perdebatan istilah tersebut justru menutup adanya diskursus mengenai apa yang ditawarkan kandidat terhadap persoalan tertentu. Sehingga menurutnya para capres-cawapres perlu mengubah pola dengan memberikan tawaran dan program yang akan dilakukan ketika terpilih nantinya.

Muradi menambahkan, Prabowo-Sandiaga sebagai oposisi diuntungkan lantaran kesempatan untuk mengkritisi segala macam kebijakan yang dibuat petahana terbuka lebar. Namun ia mengingatkan kembali konten yang dibawa oleh pasangan capres-cawapres tidak kalah penting.

"Padahal dalam politik kontestasi buat saya konten penting, karena apa? Karena untuk menjadi guidance publik calon pemimpinnya," tuturnya.

Ia pun mengimbau petahana untuk tidak perlu terpancing dengan melakukan hal yang serupa. Melainkan publik perlu diarahkan untuk mengkritisi program yang ditawarkan paslon.

"Dengan cara itu bisa kelihatan publik terlibat di dalam, bukan karena sentimen emosional, tapi dia sadar bahwa si calon punya karakteristik, punya potensi untuk memberikan yang terbaik buat mereka," ucapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement