REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Seorang perempuan berusia 50 tahun akan menjalani persidangan setelah polisi menangkapnya atas tuduhan memasukkan dan mengontaminasi stroberi dengan jarum. Kasus ini menjadi salah satu pukulan keras terhadap industri makanan Australia.
"Ini mungkin salah satu investigasi yang paling sulit yang pernah saya jalani," kata Inspektur Kepolisian Queensland, Jon Wacker, Senin (12/11).
Industri strawberry di Australia bernilai 116 juta dolar AS. Industri ini dihantam pada September lalu setelah ada sekitar 200 keluhan tentang penemuan jarum jahit di dalam stroberi dan buah-buahan lainnya.
Beberapa supermarket besar menarik buah-buah mereka karena pembeli menolak membeli. Hal itu berdampak kepada petani yang merugi.
Kasus ini pertama kali dilaporkan di Queensland. Polisi setempat mengatakan mantan salah satu pegawai penjualan buah yang memasukan jarum ke dalam buah-buahan. Wacker tidak menyebutkan siapa pegawai tersebut.
Perempuan itu akan menghadapi tuntutan 10 tahun penjara jika ia dinyatakan bersalah. Wacker mengatakan, polisi telah menerima 186 keluhan tentang buah-buahan yang terkontaminasi. Ternyata 15 di antaranya keluhan palsu.
Para petani stroberi menyambut baik penangkapan ini tapi mereka juga menyalahkan media sosial yang telah memperburuk kasus ini.
"Ini krisis yang didorong oleh media sosial dan korban sebenarnya dalam krisis ini adalah petani strawberry dan beberapa petani dan eksporter Australia lainnya," kata pernyataan Asosiasi Petani Straberry Queensland.
Queensland adalah penghasil strawberry terbesar di Australia. Tapi sangat rentan dengan penurunan permintaan pasar. Kepala Pemerintahan Negara Bagian Queensland Annastacia Palaszczuk mengatakan pemerintah akan menyediakan 722.400 dolar AS untuk membantu petani melewati masa krisis ini.