REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (12/11) pagi melemah. Kurs rupiah melemah 12 poin menjadi Rp 14.680 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.668 per dolar AS.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan sentimen dari Amerika Serikat mengenai normalisasi kebijakan suku bunga The Fed kembali membayangi pergerakan rupiah. "The Fed masih mempertimbangkan kenaikan suku bunga ke depannya, sehingga membuat pergerakan dolar AS kembali meningkat," katanya di Jakarta, Senin (12/11).
Kendati demikian, menurut dia, pelemahan rupiah masih relatif terbatas di tengah sentimen dari dalam negeri masih cukup kondusif. "Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia dianggap baik dan solid. PDB kuartal III 2018 sebesar 5,17 persen, di atas ekspektasi 5,14 persen," paparnya.
Sementara itu, Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, mata uang kuat di kawasan Asia seperti yen Jepang dan dolar Singapura yang bergerak melemah terhadap dolar AS pada pagi ini berdampak negatif bagi rupiah.
"Kemungkinan rupiah terbawa melemah mata uang itu," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, defisit transaksi berjalan kuartal ketiga 2018 yang meningkat turut menjadi salah satu faktor negatif bagi pergerakan rupiah.