Senin 12 Nov 2018 15:11 WIB

Pengoperasian Angkot Modern di Bogor Menuai Penolakan Lagi

Kehadiran angkot modern menggilas pemasukan angkot-angkot konvensional

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nidia Zuraya
Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor mengawal pengoperasian kembali Trans Pakuan Koridor (TPK) 4 atau angkot modern, Senin (12/11), di perempatan Ciawi, Kota Bogor. Dari pentauan Republika, terdapat penolakan dari sejumlah angkot konvensional terkait pengoperasian kembali angkot modern.
Foto: Republika/Imas Damayanti
Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor mengawal pengoperasian kembali Trans Pakuan Koridor (TPK) 4 atau angkot modern, Senin (12/11), di perempatan Ciawi, Kota Bogor. Dari pentauan Republika, terdapat penolakan dari sejumlah angkot konvensional terkait pengoperasian kembali angkot modern.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Trans Pakuan Koridor (TPK) 4 atau angkot modern kembali beroperasi pada hari ini, Senin (12/11). Namun pengoperasian angkot modern mengalami penolakan lagi dari sejumlah sopir angkot konvensional yang berada di trayek Ciawi-Ciparigi.

Selain angkot modern yang berada di trayek Ciawi-Ciparigi, terdapat sejumlah angkot konvensional yang juga berada di dalam trayek tersebut. Angkot konvensional yang berada di dalam trayek itu adalah angkot nomor 01, angkot 02, angkot 09, dan angkot 03.

Menurut Kepala Bidang Angkutan Umum Dishub Kota Bogor Jimmy Hutapea, angkot konvensional yang berada dalam trayek TPK 4 adalah angkot konvensional yang belum menjalankan program konversi angkot Kota Bogor. Selain itu, angkot-angkot konvensional tersebut juga sudah dihilangkan izin trayeknya dan masuk ke dalam program konversi.

Hanya saja, ia menjelaskan, meski tidak memiliki izin trayek lama, para angkot konvensional masih bisa beroperasi sambil menunggu kemampuan pemilik untuk mengkonversikannya ke skema konversi 3:2 atau 3:1 sesuai Surat Keputusan (SK) Wali Kota Bogor tahun 2017.

"Artinya, kita masih memaklumi bahwa angkot konvensional yang izin trayeknya sudah tidak ada itu, masih bisa beroperasi. Karena kita tahu, kemampuan pemilik untuk mengkonversi angkot mereka masih belum bisa untuk saat ini," ujarnya, Senin (12/11).

Namun begitu, Jimmy mengimbau kepada para sopir angkot konvensional untuk tidak menolak pengoperasian angkot modern. Menurutnya, sambil menunggu kemampuan pemilik dan badan hukum yang ada, ia berharap baik angkot modern maupun angkot konvensional dapat berjalan beriringan tanpa mengusik satu sama lain.

Sementara itu Koordinator Sopir Angkot Konvensional Angga menolak pengoperasian angkot modern di trayek TPK 4. Menurutnya, kehadiran angkot modern menggilas pemasukan angkot-angkot konvensional di trayek tersebut.

"Kami menolak pengoperasian angkot modern ini kembali," ujarnya.

Menurutnya, kesiapan program konversi angkot tersebut menyulitkan para sopir. Hal ini dikarenakan belum semua pemilik angkot konvensional siap mengkonversi angkotnya baik di skema 3:2 atau skema 3:1.

Terlebih, ungkap Angga, tak ada program subsidi dari pemerintah yang mengharuskan pemilik untuk mengkonversi angkot-angkotnya. "Kami berat untuk mengkonversi angkot ke bus (skema 3:1), harga bus, kan, mahal. Sementara sudah ada angkot modern yang jalan, jadi jelas penumpang lebih memilih yang itu kan? Ini beratnya," ujarnya.

Angkot modern dioperasikan kembali setelah sempat vakum tak beroperasi beberapa waktu lalu. Saat ini Koperasi Duta Angkutan Mandiri (Kodjari) selaku pengelola dan badan hukum angkot modern mengoperasikan 6 unit angkotnya di hari pertama pengoperasian.

Dishub Kota Bogor membantu pengawalan pengoperasian angkot modern di lapangan dengan mengerahkan sejumlah personel. Personel yang dilibatkan berasal dari Dishub, Kepolisian, dan TNI.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement