Senin 12 Nov 2018 21:53 WIB

PKB Kritik Sandiaga Akibat Langkahi Makam Tokoh NU

Politikus PKB menilai tindakan Sandiaga tidak etis.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Abdul Kadir Karding
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Abdul Kadir Karding

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Kadir Karding menilai tak pantas aksi Sandiaga Uno yang melangkahi makam ulama. Karding mengatakan, perilaku yang dilakukan calon wakil presiden nomor urut 02 itu merupakan tindakan yang tidak etis.

"Sangat tidak etis. Seseorang yang tidak pernah mondok sekali pun, melangkahi makam adalah tindakan yang tidak sopan," kata Abdul Kadir Karding di Jakarta, Senin (12/11).

Politisi yang juga kader Nahdlatul Ulama (NU) bahkan menilai Sandiaga tidak paham adab ziarah kubur. Dia mengatakan, jika Sandiaga paham adab tersebut, tentu dia akan bersikap sopan tanpa melangkahi makam, apalagi makam seorang ulama.

"Kalau orang NU ziarah kubur itu dilakukan dengan tahlil," katanya.

Karding juga menyoroti gelar santri di era post-Islamisme yang diberikan Presiden PKS Shohibul Iman untuk Sandiaga. Dia mengatakan, melihat aksi Sandiaga melangkahi makam tokoh NU, Karding menilai label santri tersebut nampak hanya untuk kepentingan politik belaka.

"Sebagai calon pemimpin, apalagi Indonesia yang terkenal adab sopannya, tentu ini tidak pantas dilakukan. Karena pemimpin itu mesti jadi contoh rakyat," kata Karding.

Dalam sebuah video berdurasi 14 detik, Sandi terlihat melangkahi sebuah makam saat berziarah ke Kompleks Pondok Pesantren (Ponpes) Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Video yang beredar luas dan viral di media sosial sontak membuat banyak kalangan menyayangkannya.

Dalam video itu, Sandiaga awalnya melakukan tabur bunga di makam KH Bisri Syansuri. Setelah selesai, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu terlihat melangkahi makam tersebut untuk beralih menabur bunga ke makam lain.

Calon presiden (capres) Prabowo Subianto yang juga bersama Sandiaga nyaris mengikuti langkah cawapresnya. Namun dia dicegah pengurus Ponpes Denanyar dan diminta memutar tidak melangkahi makam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement