REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -- Kelompok Hamas mengatakan, serangan terbaru Israel di jalur Gaza merupakan bentuk operasi yang ingin menciptakan permusuhan besar. Seperti dilansir Anadolu, Senin (12/11) setidaknya tujuh orang Palestina tewas akibat serangan Israel terakhir, termasuk komandan militer Hamas Nour Baraka.
Dalam sebuah pernyataan, Brigade Qassam, sayap militer Hamas, mengatakan Baraka bukan target operasi Israel. "Operasi itu bertujuan untuk melaksanakan skema bermusuhan besar dengan maksud untuk mengacaukan keadaan," kata Brigade.
Namun ia tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait skema itu. Hamas mengatakan pasukan khusus Israel disusupi ke kota Khan Younis menggunakan kendaraan.
Ketika kendaraan itu dihentikan oleh Hamas, pasukan Israel berusaha melarikan diri dari daerah itu. "Bentrokan bersenjata terjadi ketika Baraka dan kawannya tewas," kata Brigade.
Baca juga, Israel Bunuh Tujuh Warga Palestina di Gaza.
Hamas menambahkan, serangan pesawat tempur Israel adalah upaya untuk memberikan jalan bagi pasukan Israel yang melarikan diri.
Pasukan Brigade al-Qasam berhasil menimbulkan kerugian besar atas pasukan Israel. Militer Israel mengatakan, seorang tentara tewas dan seorang lainnya terluka dalam operasi itu.
Brigade Qassam mengatakan sebuah helikopter Israel mendarat di dekat pasukan keamanan Gaza untuk mengevakuasi pasukan Israel.
"Pesawat-pesawat tempur Israel mengebom kendaraan yang ditinggalkan dalam upaya untuk menyingkirkan jejak-jejak kejahatan dan menutupi kegagalan besar pasukan ini dan orang-orang di belakangnya," kata Qassam.
Ia mengatakan, Israel harus bertanggung jawab atas kejahatan serius tersebut dan konsekuensinya.