Selasa 13 Nov 2018 08:46 WIB

Kamar Diponegoro di Museum Sejarah Jakarta

Ruang pameran Kamar Diponegoro terletak di lantai dua tepat di atas penjara wanita

Rep: Mimi Kartika/ Red: Esthi Maharani
Perwakilan kerabat Pangeran Diponegoro Ki Roni Sadewo memberikan sambutan saat soft lauching Kamar Diponegoro di Museum Sejarah Jakarta, Senin (12/11).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Perwakilan kerabat Pangeran Diponegoro Ki Roni Sadewo memberikan sambutan saat soft lauching Kamar Diponegoro di Museum Sejarah Jakarta, Senin (12/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Acara soft launching Kamar Diponegoro diselenggarakan di Ruang Mural Harjadi, Museum Sejarah Jakarta di Jalan Taman Fatahillah No 1 Jakarta Barat, Senin (12/11). Ruang pameran Kamar Diponegoro terletak di lantai dua tepat di atas penjara wanita di Museum Sejarah Jakarta.

Sejarawan Peter Carey meneliti sejarah Perang Jawa dan Pangeran Diponegoro selama 30 tahun. Ia mengatakan, Kamar Diponegoro memang berlokasi asli di tempat itu. Diponegoro berada di kamar tersebut selama pemenjaraannya 26 hari di Stadhuis (Balai Kota Batavia) dari 8 April sampai 3 Mei 1830.

"Diponegoro ditangkap secara licik di Magelang oleh komandan tentara Belanda, Jenderal Hendrik Merkus de Kock pada 28 Maret 1830," ujar Peter Carey, sejarawan berkebangsaan Inggris, Senin (12/11).

photo
Pengunjung mengamati Kamar Diponegoro saat soft launching di Museum Sejarah Jakarta, Senin (12/11).

Ia tinggal di kamar penahanannya bersama istrinya, Raden Ayu Retnoningsih. Selain itu, ia juga ditemani selama pemenjaraannya di Batavia oleh adik perempuannya Raden Ayu Dipowiyono, saudara iparnya Raden Tumenggung Dipowiyono, dan 16 punakawan (pembantu akrab) serta pembantu.

Ia menjelaskan, Pangeran Diponegoro ditahan di kamar yang berada di atas penjara wanita, tempat Cut Nyak Dien ditahan. Menurut Carey, Diponegoro menghuni kamar yang sangat panas itu untuk menunggu keputusan Gubernur Jenderal mengenai pengasingan politiknya di wilayah Sulawesi.

Carey menceritakan, sosok Diponegoro merupakan tahanan politik berstatus tinggi yang disegani termasuk pihak Belanda. Maka, Diponegoro ditempatkan di kamar yang sebelumnya dipakai sebagai apartemen pribadi Kepala Bui Kota Batavia.

Republika bersama tamu yang hadir dalam soft launching itu berkesempatan mengunjungi Kamar Diponegoro. Naik menyusuri tangga yang terbuat dari kayu, kaki langsung menginjak bagian pertama dari Kamar Diponegoro.

Di bagian itu terdapat lukisan penangkapan sang Pangeran Diponegoro karya pelukis tersohor Arab-Jawa yakni Raden Saleh. Ada pula cerita awal mengenai Kamar Diponegoro itu sendiri. Serta daftar anggota keluarga dan pengikut Pangeran Diponegoro yang turut serta berada di Stadhuis.

photo
Pengunjung mengamati Kamar Diponegoro saat soft launching di Museum Sejarah Jakarta, Senin (12/11).

Masuk ke bagian kedua, terdapat ruangan pribadi Pangeran Diponegoro. Di sudut sebelah kanan ada ranjang yang terbuat dari kayu dilengkapi dengan kelambu putih. Ranjang itu hanya beralaskan tikar berbahan daun pandan.

Di sebelahnya ada meja yang dipakai Pangeran Diponegoro dengan dua buah surat diatasnya. Surat yang ditulis Diponegoro untuk sang ibunda dan putra sulungnya. Serta ada dua kursi, pena bulu, dua buah tinta merah dan hitam, dan cawan dari tembaga.

Para tamu yang hadir pada saat soft launching bisa merasa beruntung karena menyaksikan langsung barang asli yang dipakai Pangeran Diponegoro. Kepala Unit Pengelola Museum Kesejarahan Jakarta Sri Kusumawati menjelaskan bahwa semua koleksi seperti ranjang, kursi, dan meja merupakan benda-benda asli.

"Barang asli hanya akan dipamerkan pada soft launching saja, nanti untuk sehari-hari pameran kami akan ganti dengan replika," ujar Sri.

Selain itu, Kamar Diponegoro juga dilengkapi dengan koleksi tentang keputusan resmi Pemerintah Hindia Belanda tentang pengasingan Pangeran Diponegoro. Ada pula laporan saksi mata tentang masa tinggalnya di Batavia.

Kemudian, bagian lainnya dari Kamar Diponegoro ada gambaran singkat tentang warisan dan pengaruh Pangeran sebagai sosok sejarah untuk pelopor Kebangkitan Nasional Indonesia pada awal abad ke-20. Lini masa singkat tentang Perang Jawa pada 1825-1830 hingga pengasingan Pangeran juga mewarnai Kamar Diponegoro.

Sementara itu, Sri Kusumawati menambahkan, grand launching Kamar Diponegoro akan diselengggarakan pada 30 Maret 2019. Kamar Diponegoro akan dibuka untuk pengunjung Museum Sejarah Jakarta setelah peluncuran itu.

Peter Carey berharap dengan adanya Kamar Diponegoro ini, generasi muda Indonesia bisa menghargai sejarah. Sebab, menurut dia, sebuah bangsa bisa maju karena warganya yang mengetahui jati diri bangsa melalui sejarah.

"Apabila bisa menjawab tiga pertanyaan ini, siapa kita, dari mana kita, dan mau ke mana kita, maka dia tahu jati diri bangsanya dan saya yakin bangsa Indonesia akan maju," jelas dia.

Sementara itu, dalam acara soft launching juga dihadiri kerabat dari Pangeran Diponegoro. Salah satunya ialah Ki Roni Sodewo yang merupakan generasi ketujuh dari Pangeran Diponegoro. Ki Sodewo sangat mengapresiasi dengan adanya Kamar Diponegoro sebagai penghormatan atas jasanya sebagai pahlawan.

"Saya tidak bisa mengatakan bagaimana perasaan saya hari ini, saya senang bisa berkumpul dengan bapak ibu di tempat beliau (Pangeran Diponegoro) ditahan. Terima kasih kepada museum karena semangat perjuangan Diponegoro," jelas Ki Sodewo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement