Selasa 13 Nov 2018 15:34 WIB

Polisi Bentuk Tim Usut Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi

Empat anggota keluarga di Bekasi menjadi korban pembunuhan pada hari ini.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Andri Saubani
Rumah korban pembunuhan satu keluarga di Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi
Foto: Dedy Darmawan/Republika
Rumah korban pembunuhan satu keluarga di Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Polda Metro Jaya akan membentuk tim khusus untuk melakukan penyelidikan kasus pembunuhan satu keluarga di Jatirahayu, Pondok Melati, Bekasi. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono mengatakan, tim itu terdiri dari Polres Bekasi Kota dan Polsek setempat.

"Dari tim ini akan melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan bukti-bukti serta saksi-saksi yang ada untuk mencari tahu motif di balik pembunuhan ini," ujar Argo saat ditemui di lokasi kejadian, Selasa (13/11).

Sampai saat ini, lanjutnya, sudah dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dipimpin langsung oleh Kapolres Bekasi Kota dan juga tim inavis kepolisian. Dari hasil olah TKP tersebut akan dilakukan evaluasi untuk mencari informasi lebih lanjut.

Dari hasil olah TKP sementara, Argo menyebutkan, harta benda milik korban, seperti perhiasan dan uang tidak ada yang hilang. Namun, ia belum bisa berkomentar lebih jauh terkait olah TKP. Menurutnya, masih perlu dilakukan penyelidikan lebih mendalam lagi.

"Masih proses pendalaman lebih lanjut," tutup Argo.

Sebelumnya, satu keluarga ditemukan meninggal bersimbah darah di sebuah rumah di Jalan Bojong Nangka II, Jatirahayu, Pondok Melati, Bekasi. Korban atas nama Diperum Nainggolan (38), Maya Boru Ambarita (37), Sarah Boru Nainggolan (9), dan Arya Nainggolan (7).

Kasubag Humas Polrestro Bekasi Kota, Komisaris Polisi Erna Ruswing Andari mengatakan, korban diketahui telah meninggal di tempat pada Selasa (13/11) sekitar pukul 06.30 WIB. Berdasarkan laporan anggota, pada pukul 03.30 WIB saksi bernama Feby Lofa Rukiani mendapati gerbang rumah kontrakan keluarga tersebut telah terbuka dengan kondisi televisi menyala.

Saat saksi memanggil korban dari luar rumah, tidak ada jawaban sama sakali. Ia kemudian mencoba menelepon korban namun tetap tidak diangkat.  Melihat tidak ada respons, akhirnya saksi pertama kembali ke rumahnya.

"Di saat pagi hari korban hendak berangkat kerja sekitar pukul 6.30 WIB, korban belum bangun. Akhirnya saksi pertama curiga dan penasaran, dia (saksi) membuka jendela dan melihat banyak korban sudah tergeletak dan terdapat darah," kata Erna di Bekasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement