REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Wali Kota Jeddah Saleh al-Turki memulai pengerjaan proyek drainase air hujan komprehensif di kota tersebut. Proyek itu bernilai tiga miliar riyal atau sekitar Rp 11 triliun (satu riyal bernilai Rp 3.951).
“Pelaksanaan proyek telah dimulai di 30 lokasi kritis dan sensitif. Pemerintah kota menandatangani kontrak dengan kontraktor,” kata Al-Turki dilansir di Saudi Gazette, Senin (12/11).
Dia mengatakan semua jalan utama di Jeddah masih bisa dilalui selama dan setelah hujan. Namun, tidak memiliki lokasi pembuangan air hujan, khususnya yang menggenang di kawasan permukiman.
Tahun sebelumnya, tidak ada terowongan di Jeddah yang dibanjiri air hujan. Namun, hal itu tidak terjadi tahun ini. Kendati demikian, Al-Turki mengatakan pemerintah masih sanggup dan siap menghadapi musim hujan.
Dia optimistis keberadaan drainasi air hujan akan memperbaiki kondisi Jeddah saat menghadapi musim penghujan. Keberadaan drainase itu akan mempercepat penanganan genangan yang disebabkan air hujan.
Dalam sebuah laporan yang dikeluarkan pada 2015, pemerintah kota mengatakan hanya mampu menutupi sekitar 25 persen dari sistem drainase air hujan. Sekarang, Jeddah memiliki rencana komprehensif untuk drainase langsung air hujan di seluruh kota.
Al-Turki memastikan anggaran yang dialokasikan sudah cukup merealisasikan proyek tersebut. Cetak biru dan desain rinci untuk pelaksanaan tahap pertama proyek sudah siap.
Al-Turki mengatakan proyek itu terdiri dari sejumlah fase yang pertama sudah diimplementasikan. Selama beberapa tahun mendatang, dia mengatakan, pemerintah fokus pada drainase untuk menangani banjir.
“Kami memiliki rencana komprehensif yang siap untuk ini,” ujar dia.