REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Seluruh wahana yang ada di Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS), Yogyakarta belum bersertifikasi. Hal itu disampaikan oleh Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti menyusul tejadinya insiden kabin bianglala yang terbalik pada Ahad (11/11) malam.
Belajar dari kejadian tersebut, Pemkot sendiri akan mengevaluasi kembali seluruh wahana yang ada di Sekaten. Hal ini dilakukan guna menghindari kejadian yang tidak diinginkan dan menjaga keamanan serta keselamatan pengunjung.
"Sekarang tidak ada sertifikasi dan tidak ada standar sebagainya," kata Haryadi di Balai Kota Yogyakarta, Selasa (13/11).
Ia menyebutkan, insiden tersebut merupakan sinyal bagi seluruh pihak baik pemerintah, operator, maupun masyarakat untuk lebih berhati-hati. Ke depannya, hal ini akan dibenahi tentunya dengan mencakup wahana yang ada di Sekaten diharapkan dapat bersertifikasi.
"Sertifikasi kami melihat nantinya, itu satu alasan wahana yang seperti itu berisiko dan ini harus ada standar keamanannya," lanjutnya.
Pada penyelenggaraan Sekaten sebelumnya, kata Haryadi, belum pernah terjadi masalah. Namun, memang insiden pada Ahad (11/11) malam tersebut merupakan suatu yang tidak terduga.
Untuk itu, pihaknya pun telah memutuskan untuk menambah penghentian pengoperasian wahana lainnya. Artinya, yang dihentikan bukan hanya bianglala yang kabinnya terbalik saja.
Ada delapan kora-kora dan tujuh bianglala yang dihentikan operasinya. Penghentian dilakukan hingga Sekaten berakhir, tepatnya hingga 19 November. Namun, perayaan Sekaten ini akan tetap berlangsung.
"Itu hiburan untuk masyarakat lah, tetapi sesuatu yang menghibur ini harus ada (standarnya)," katanya.