Rabu 14 Nov 2018 06:44 WIB

Saat Intel Saudi Kaget Dengar Rekaman Pembunuhan Khashoggi

Erdogan telah memberikan rekaman pembunuhan ke sejumlah negara.

Rep: Fira Nursya'bani/Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Jamal Khashoggi
Foto: Instagram/@jkhashoggi
Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID,  ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah membagikan rekaman audio pembunuhan Jamal Khashoggi ke sejumlah negara, seperti AS, Prancis, Kanada dan Saudi.  Hal ini menunjukkan keseriusan Turki untuk menuntaskan kasus tersebut. 

Presiden Erdogan mengatakan, rekaman pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi membuat seorang intelijen Saudi terkejut. Menurut Erdogan, rekaman yang telah diperdengarkan kepada sekutu Barat itu sangat mengerikan.

"Rekaman itu benar-benar mengerikan. Memang ketika petugas intelijen Saudi mendengarkan rekaman itu, dia sangat terkejut. Dia berkata: 'Yang ini pasti telah mengonsumsi heroin, hanya seseorang yang mengonsumsi heroin yang akan melakukan ini'," ujar Erdogan seperti dikutip Aljazirah.

Erdogan, saat kembali dari kunjungannya ke Prancis pada Selasa (13/11), mengatakan ia telah membahas pembunuhan Khashoggi dengan para pemimpin AS, Prancis, dan Jerman di Paris.

"Kami memperdengarkan rekaman pembunuhan itu kepada semua orang yang menginginkannya. Organisasi intelijen kami tidak menyembunyikan apa pun. Kami memperdengarkan untuk semua yang menginginkannya termasuk Saudi, AS, Prancis, Kanada, Jerman, Inggris," kata dia.

Baca juga,  Pembunuh Khashoggi: Katakan ke Bos Misi Telah Selesai.

Sebenarnya, bocoran rekaman pembunuhan Khashoggi telah beredar sejak jauh-jauh hari.  Sumber Turki mengatakan kepada Middle East Eye, hanya membutuhkan waktu tujuh menit untuk membunuh Khashoggi. 

 

 

Menurut sumber itu, Khashoggi diseret dari kantor konsulat jenderal di Istanbul. Ia kemudian direbahkan di atas sebuah meja di sebuah ruang belajar. Suara menakutkan terdengar dari saksi yang berada di lantai bawah.

"Konsul dibawa keluar ruangan. Tidak ada upaya untuk menginterogasi dia (Khashoggi), mereka datang untuk membunuhnya," ujar sumber itu kepada MME.

Baca juga, Asosiasi Media Turki-Arab Yakin Khashoggi Dibunuh.

Teriakan itu berhenti ketika Khashoggi disuntik oleh zat yang belum diketahui kandungannya. Jurnalis Washington Post itu kemudian dimutilasi oleh para pelaku di atas meja.

Sumber itu menyebut, nama Salah Muhammad al-Tubaigy sebagai otak mutilasi. Ia merupakan kepala forensik barang bukti di departemen keamanan Saudi.

Al-Tubaigy diketahui juga merupakan salah satu dari 15 personel Saudi yang datang ke Ankara menggunakan jet pribadi saat Khashoggi hilang. "Pembunuhan ini butuh waktu tujuh menit," ujar sumber itu yang menyebut Khashoggi masih hidup saat aksi mutilasi itu dilakukan. 

Saat melakukan aksi kejinya, Tubaigy disebut sengaja mengenak earphone. Ia juga memberi saran kepada anggotanya yang lain untuk melakukan hal sama.

"Saat saya melakukan tugas ini, saya mendengarkan musik, Anda juga harus melakukannnya," kata Tubaigy yang terdengar dalam rekaman itu kepada MEE.

Kemarahan global

Khashoggi, seorang kritikus Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, terbunuh pada 2 Oktober di konsulat Saudi di Istanbul. Ia tewas dalam sebuah serangan yang menurut Erdogan telah diperintahkan oleh pejabat tingkat tertinggi di pemerintahan Saudi.

Pembunuhan Khashoggi telah menyebabkan kemarahan global. Namun hanya ada sedikit tindakan konkret yang telah diambil oleh kekuatan dunia terhadap Arab Saudi, eksportir minyak terbesar di dunia, yang telah memihak AS dalam kebijakannya untuk menahan pengaruh Iran di Timur Tengah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement