REPUBLIKA.CO.ID, SIGI--Para santri yang menjadi korban bencana di Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah menggiatkan gerakan menghafal Alquran. Upaya ini dilakukan dengan mendapatkan bimbingan dari relawan guru ngaji Askar Kauny.
Keberadaan relawan guru ngaji Askar Kauny ini misalnya berada di Pondok Pesantren Modern Wali Songo 2 Sigi. Lokasi pesantren tersebut berada di Desa Sidondo Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.
Pesantren tersebut ikut juga terkena dampak dari bencana gempa.yang terjadi pada 28 September 2018 lalu. Di mana ada beberapa bangunan pesantren yang ikut rusak diterjang bencana.
"Saat ini santri mulai menggiatkan gerakan menghapal Alquran,'' ujar Pengurus Yayasan Pondok Pesantren Modern Wali Songo 2 Sigi Mastur Riono kepada Republika.co.id Rabu (14/11). Hal ini disampaikan di sela-sela kunjungan pimpinan Yayasan Askar Kauny Bobby Herwibowo.
Menurut Mastur, keberadaan guru ngaji dari relawan Askar Kauny cukup membantu santri dalam menghafal Alquran. Di mana dalam seminggu belajar para santri mampu menghapal beberapa surat dari Alquran beserta terjemaahannya.
Hal ini ungkap Mastur menunjukkan metode menghafal Alquran dari Askar Kauny sangat luar biasa. Sehingga ilmu yang disampaikan dari relawan Askar Kauny sangat berharga.
Ketua Yayasan Askar Kauny Bobby Herwibowo mengatakan, kedatangannya ke Sigi dan daerah terdampak bencana lainnya di Sulteng sebagai bentuk kepedulian kepada warga terdampak bencana. '' Kami memberikan bantuan dari sejumlah donatur kepada pesantren yang terdampak gempa beberapa waktu lalu,'' imbuh dia.
Bobby menerangkan, Askar Kauny juga menerjunkan relawan guru ngaji untuk membimbing anak-anak dalam menghafal Alquran. Ia mengatakan gerakabln menghapal Alquran semudah tersenyum.
Lebih lanjut Bobby menuturkan, masa transisi pascabencana adalah waktu paling kritis dan tempat untuk menghilangkan ketakutan masyarakat. Oleh karena itu Askar Kauny akan membersamai para korban bencana dengan cara membangun rumah-rumah tahfizh dan mengirimkan guru ngaji untuk membantu proses pemulihan trauma melalui pendekatan dengan Alquran (Quranic Healing) di lokasi terdampak bencana.