REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Psikolog Forensik dari Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK-PTIK) Reza Indragiri Amriel melakukan tinjauan langsung ke tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan satu keluarga di Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Selasa (13/11). Reza mengatakan, motif pembunuhan yang terjadi kemarin masih terbuka untuk semua kemungkinan.
Reza mengatakan, berdasarkan keterangan kepolisian, barang-barang berharga milik korban tidak hilang. Meski demikian, belum dapat ditarik kesimpulan bahwa kejahatan yang dilakukan bukan karena faktor ekonomi berupa perampokan. "Kejahatan motif ekonomi bisa saja mengincar barang-barang yang tidak ada di TKP," kata Reza di tempat kejadian, Selasa malam.
Ia menyontohkan, seperti perebutan asuransi, tanah, bahkan persoalan harta warisan. "Itu tidak ada di TKP. Jadi untuk mengatakan ini kejahatan motif ekonomi atau bukan tidak cukup dengan melihat ada tidaknya barang berharga. Tapi juga melihat ada atau tidaknya barang di luar TKP yang diambil pelaku," tuturnya.
Sejumlah Tim Puslabfor Polda Metro Jaya saat akan melakukan olah TKP kasus pembunuhan satu keluarga di Jalan Bojong Nangka II, Jatirahayu, Pondok Melati, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/11).
Sementara untuk karakteristik pelaku, Reza mengungkapkan, berdasarkan keterangan warga, kemungkinan peristiwa pembunuhuan terjadi antara pukul 02.00 WIB hingga 03.30 WIB. Waktu-waktu itu merupakan saat manusia dalam kondisi letih dan terlelap tidur karena butuh istirahat.