REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa (13/11) menunjuk seorang mantan jenderal Angkatan Darat sebagai duta besar untuk Arab Saudi. Pencalonan dubes itu diungkapkan pada saat Washington menghadapi tekanan untuk mengambil langkah atas pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki.
Gedung Putih mengatakan Trump telah memilih John Abizaid, jenderal bintang empat Angkatan Darat yang memimpin Komando Pusat AS selama Perang Irak, sebagai duta besar Washington di Riyadh. Abizaid harus terlebih dahulu disetujui oleh Senat AS untuk resmi menjabat sebagai duta besar.
Selain skandal pembunuhan Khashoggi, Washington juga bergulat dengan kritik yang dilancarkan para anggota parlemen menyangkut dukungan AS atas campur tangan militer Arab Saudi dalam perang saudara di Yaman.
Sejak Trump mulai menjabat sebagai presiden pada Januari 2017, Amerika Serikat belum mempunyai duta besar untuk Arab Saudi.
Khashoggi, penulis kolom Washington Post yang bersikap kritis terhadap para pemimpin Saudi, dibunuh pada 2 Oktober. Arab Saudi pada awalnya membantah mengetahui atau terlibat dalam pembunuhan Khashoggi, namun seorang jaksa penuntut umum Saudi kemudian mengatakan bahwa pembunuhan itu merupakan aksi yang telah direncanakan.
Baca juga, Trump dan Erdogan Bahas Pembunuhan Khashoggi.
Trump telah menunjukkan keengganan untuk menghukum Arab Saudi pada aspek ekonomi, dengan mengacu pada pembelian peralatan militer dan investasi bernilai multimiliar dolar oleh Arab Saudi di perusahaan-perusahaan Amerika.
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih John Bolton mengatakan, Selasa, menurutnya rekaman-rekaman pembunuhan Khashoggi, yang diberikan oleh Turki, melibatkan Putra Mahkota Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman.
''Abizaid saat ini merupakan anggota tamu Hoover Institution pada Universitas Standford serta bekerja sebagai konsultan pribadi untuk JPA Associates," kata Gedung Putih