REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG – Wilayah Kota Palembang sejak Ahad malam sampai Senin (12-13/11) diguyur hujan lebat yang mengakibatkan ibu kota Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dilanda banjir. Banjir tidak hanya menggenangi pemukiman warga, tapi juga membuat beberapa ruas jalan protokol berubah menjadi aliran sungai yang mengakibatkan lalu lintas macet.
Hujan lebat yang mengguyur Palembang tersebut menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) SMB II – Palembang, curah hujan pada Senin malam berkategori sangat lebat dengan intensitas di atas 100 milimeter (mm) per hari. Hujan mengguyur Palembang lebih dari enam jam sejak sejak sekitar pukul 23.00 WIB.
Menurut Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II Palembang Bambang Beny Setiaji, curah hujan yang tinggi karena adanya aktivitas siklon Tropis Gaja yang mengakibatkan Angin Baratan yang masuk ke wilayah Sumatera Selatan. "Angin Baratan itu sarat uap air dari Samudera Hindia yang kemudian membentuk MCS atau Mesoscale Convective System yakni sistem konfektif skala menengah, ditandai adanya awan hujan atau cumulonimbus yang berbaris memanjang hingga mencapai panjang 200 kilometer,” katanya.
Beny Setiaji menjelaskan, awan hujan yang berbaris memanjang hingga mencapai panjang 200 km dengan karakteristik hujan lebat disertai angin kencang dalam waktu singkat kemudian diikuti hujan yang relatif lama dan umumnya terjadi pada malam hari.
Karena itu, BMKG memperingatkan warga untuk mewaspadai potensi genangan air, banjir, maupun longsor bagi daerah yang berpotensi mengalami hujan lebat. "Waspadai kemungkinan hujan lebat disertai angin kencang yang dapat merubuhkan pohon maupun baliho,” pesannya.
Akibat hujan lebat tersebut, beberapa wilayah di Palembang pada daerah pemukiman warga dilanda banjir. Banjir juga menggenang ruas jalan utama di antaranya Jl Sudirman, Jl Kol Barlian, Jl Kapten A Rivai, dan Jl R Sukamto serta jalan lainnya yang mengakibat lalu lintas tersendat dan memicu kemacetan panjang.
BMKG juga memperkirakan musim hujan di wilayah Sumatera Selatan akan berlangsung hingga April 2019. BMKG selalu memperingatkan warga di daerah ini tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, puting beliung, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin