Rabu 14 Nov 2018 18:55 WIB

REI Siap Bangun Rumah untuk ASN dan TNI/Polri

Yogyakarta menjadi salah satu lokasi yang telah siap dibangun.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Dwi Murdaningsih
Perumahan (ilustrasi).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Perumahan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Real Estat Indonesia (REI) siap untuk memulai penyediaan perumahan untuk Aparatus Sipil Negara (ASN) dan anggota TNI/Polri. Yogyakarta menjadi salah satu lokasi yang telah siap dibangun.

Sekjen REI Paulus Totok Lusida mengatakan, ada lahan seluas sekitar 50 hektare yang bisa dibangun untuk 3.000 unit rumah.

"Realisasinya tahun depan," katanya, Rabu (14/11).

Lahan tersebut didapat REI bekerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat. Namun, untuk jalan akses menjadi tanggung jawab pemerintaj pusat melalui KPBU.

Selain Yogyakarta, ada beberapa lokasi lain yang telah bersedia digunakan baik lahan dari pemerintah maupun perusahaan daerah. Namun, pengalihan lahan negara tersebut tidaklah mudah sehingga REI meminta penyelesaian skema land banking kepada Bank Indonesia (BI).

Ia menambahkan, program baru pemerintah untuk menyediakan perumahan bagi ASN maupun anggota TNI/Polri disambut baik REI. Sebab, ada  pengamanan yang dimiliki ASN sebagai nasabah sehingga tidak terlalu menyulitkan.

"Karena ASN, TNI/Polri ini kreditnya lebih gampang, bankablenya lebih mudah, tinggal sekarang dipermudah kalau dia ada jaminan SK dan lainnya," ujar dia.

Pembicaraan lebih lanjut akan dilakukan REI dan BI usai penyelenggaraan Kongres REI Dunia. Ia berharap, jaminan SK tidak menjadi hambatan dalam pengajuan KPR subsidi bagi para abdi negara.

Ia menambahkan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menawarkan REI untuk kerja sama dalam pengadaan perumahan. Sebab, REI yang memiliki 5.200 anggota merupakan salah satu pengembang di seluruh provinsi bahkan pelosok.

Ketua Umum REI Soelaeman mengatakan, relaksasi kebijakan demi mewujudkan rumah bagi ASN telah dilakukan. Salah satunya LTV oleh BI. Bagi pengembang, LTV tersebut sangat baik namun di bank, pelaksananya jauh lebih ketat karena seluruh beban biaya ada di bank.

"Jadi agak lama sekarang, bank harus dianjurkan untuk lebih cepat," ujar dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement