Kamis 15 Nov 2018 00:11 WIB

Gojek Gandeng Muslimat NU Kembangkan Wirausaha Umat

anggota Muslimat NU harus melek dengan perkembangan teknologi digital saat ini.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Perusahaan aplikasi Gojek resmi menjalin kerja sama dengan Muslimat Nahdhatul Ulama (NU). Kerja sama ini dilakukan dalam mengembangkam potensi wirausaha di kalangan Muslimat NU.

Kerja sama ini secara resmi ditandatangani langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa dan Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita di Ballroom kawasan Trans Studio Bandung, Rabu (14/11). Khofifah menilai kerja sama ini sangat baik untuk membantu Muslimat NU mengembangkan potensi berwirausaha. Terutama di era kemajuan teknologi saat ini. "Ekonomi digital ini bagian dari revitalisasi. Bangkitnya para pedagang," kata Khofifah.

Ia mengatakan anggota Muslimat NU harus melek dengan perkembangan teknologi digital saat ini. Untuk bisa mengembangkan usaha saat ini tentu harus bisa memanfaatkan teknologi digital dalam kegiatan wirausahanya.

Ia tidak menampik masih banyak anggota Muslimat NU yang belum paham penggunaan teknologi. Terutama Muslimat NU yang berada di pelosok-pelosok. "Paling hanya 20 persen saja yang pakai android. Masih banyak yang tidak kenal ATM, tabungan," ujarnya.

Ia mengatakan banyak anggotanya yang menggeluti dunia wirausaha, terutama di Jawa Barat. Dengan produk-produk yang unik dan tidak kalah bersaing. Namun memang masih banyak juga yang tidak diikuti kemampuan manajerial dan teknologi yang baik. Karenanya kerja sama pelatihan dengan Gojek ini menjadi langkah pembuka pengembangan anggotanya.

"Muslimat yang masih gaptek saya yakini kita bisa mengikuti perkembangan teknologi digital saat ini," kata dia.

Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita menilai Muslimat NU merupakan kekuatan baru pengembangan dunia usaha di Indonesia. Potensinya sangat besar meningkatkan pertumbuhan ekonomi. "Ibu-ibu Muslimat NU adalah kekuatan baru yang besar potensinya untuk menciptakan ekonomi umat berbasis digital," kata Nila.

Meski demikian, kata dia, masih banyak anggota Muslimat NU yang kebingungan memulai usaha. Mereka belum memiliki bekal ilmu dan kemampuan menjadi pelaku usaha.

Oleh karenanya, ia mengatakan kerja sama ini dilakukan dalam bentuk pelatihan dan pemberian ilmu wirausaja. Mulai dari pemetaan peluang bisnis sebagai pembekalan diri agar tidak hanya bisa memulai tapi mengenbangkan usahanya secara berkelanjutan.

Tujuannya, ujar dia, adalah untuk mengembangkan industri UKM di Indonesia. Tidak hanya melalui pelatihan tapi juga akses teknologi digital. "Ibu-ibu ini juga bisa mendapatkan akses langsung kepada platform yang ada di ekosistem Gojek.

Contohnya kalau usaha kuliner dengan Go Food bisa mendaftar langsung. Kedua kalau punya usaha makanan dan non-makanan bisa mendaftar ke Go Pay sehingga ibu bisa melakukan transaksi secara //cashless. Jadi /enggak perlu pusing mikirin kembalian. Juga efisien dan aman," tuturnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement