Kamis 15 Nov 2018 14:53 WIB

Hotel AS di Jepang Tolak Dubes Kuba Menginap, Ini Alasannya

Kuba berpendapat, penerapan hukuman AS di Jepang melanggar keadulatan.

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Bendera Kuba dan AS.
Foto: huffingtonpost.co.uk
Bendera Kuba dan AS.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Sebuah hotel milik Amerika Serikat (AS) di Jepang  dikritik oleh otoritas di Tokyo karena menolak kedatangan duta besar Kuba. Pihak manajemen beralasan tidak bisa menerima dubes Kuba karena takut melanggar sanksi AS terhadap negara tersebut.

Seperti dilansir BBC, Kamis (15/11), Hilton Fukuoka Sea Hawk mengatakan kepada Duta Besar Carlos Pereria bahwa dia tidak bisa menginap di hotel itu pada bulan lalu. Pihak hotel mengatakan mereka tidak dapat menerima tamu dari pemerintah Kuba.

Hal ini memicu keluhan dari Kuba. Pejabat Jepang di kota itu telah menegur manajemen hotel terkait pelarangan tersebut. Ia mengatakan, tindakan hotel itu ilegal karena menolak tamu berdasarkan kebangsaan.

Surat kabar Asahi Shimbun melaporkan kedutaan Kuba memesan kamar melalui agen perjalanan. Agen itu memberi tahu hotel tentang identitas tamu. Namun saat Pereira tiba di kota barat daya Jepang tersebut dia diberitahu tidak dapat menginap di hotel itu.

Baca juga, Kuba Sebut Sanksi Baru AS Sia-Sia.

Dalam pengaduan berikutnya, Kuba berpendapat bahwa penerapan hukum AS di Jepang melanggar kedaulatan negara Matahari Terbit itu.

Namun perwakilan Hilton di ibu kota Jepang, Tokyo, mengatakan kepada kantor berita Kyodo bahwa perusahaan harus mematuhi hukum AS karena berbasis di AS.

Pada 2006, pihak berwenang Meksiko mendenda sebuah hotel Sheraton milik AS karena mengusir 16 orang delegasi Kuba dari sebuah hotel di Mexico City.

Pada  2007 sebuah hotel Norwegia, Scandic Edderkoppen, menolak  delegasi dari 14 pejabat Kuba. Hotel itu juga bagian dari grup Hilton.

Kemudian wakil menteri luar negeri Norwegia Raymond Johansen mengatakan kepada Reuters bahwa tindakan itu  tidak dapat diterima.  New York Times melaporkan, pada 2016, saat mencairnya hubungan antara AS dan Kuba selama pemerintahan Barack Obama, perusahaan hotel AS Starwood menandatangani kesepakatan untuk mengelola dua hotel di Kuba. Kedua hotel itu dimiliki oleh perusahaan negara Kuba.

Namun pada tahun berikutnya Presiden AS Donald Trump memperketat kebijakan AS terhadap Kuba. Trump melarang para pengunjung AS ke pulau itu untuk membelanjakan uang di hotel-hotel atau restoran-restoran yang dikelola negara dan terkait dengan militer Kuba.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement