Kamis 15 Nov 2018 15:05 WIB

Pasar Tradisional di Solo Terus Berkembang

Pasar tradisional tidak kalah dengan pasar modern.

Rep: binti sholikah/ Red: Ani Nursalikah
Puluhan pasar tradisional di Kota Solo memamerkan produk-produk unggulan di acara Semarak Perdagangan dan Ragam Pasar Tradisional di halaman Benteng Vastenburg, Solo, Kamis-Sabtu (15-17/11).
Foto: Republika/Binti sholikah
Puluhan pasar tradisional di Kota Solo memamerkan produk-produk unggulan di acara Semarak Perdagangan dan Ragam Pasar Tradisional di halaman Benteng Vastenburg, Solo, Kamis-Sabtu (15-17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Puluhan stan berjajar rapi menampilkan produk-produk unggulan pasar tradisional. Ada pakaian, sepatu, buah-buahan, makanan tradisional, tanaman hias, hingga barang-barang antik dipamerkan di halaman Benteng Vastenburg, Solo, Kamis-Sabtu (15-17/11).

Kegiatan bertajuk Semarak Perdagangan dan Pasar Tradisional tersebut diikuti 200 pelaku usaha yang terdiri dari 50 pedagang pasar tradisional, 30 pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), 10 BUMN, 90 pengusaha kuliner nusantara, 20 pengusaha otomotif dan multiproduk, serta sponsorship.

Salah satu stan Pasar Ngudi Rejeki Gilingan menampilkan produk-produk berupa sepatu olahraga, sepatu kerja, batik, dan tas. Penjaga stan yang juga pedagang Pasar Ngudi Rejeki, Onto Karono (54 tahun), mengatakan, produk-produk tersebut dijual di kisaran harga Rp 100 ribu sampai Rp 250 ribu untuk sepatu, serta Rp 40 ribu sampai Rp 175 ribu untuk batik.

"Produk-produk ini memang menjadi ikon Pasar Ngudi Rejeki Gilingan. Yang dijual disini barang-barang dari empat pedagang," ujar pedagang sepatu tersebut kepada wartawan.

Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan, pasar tradisional di Solo lebih berkembang. Jumlah pasar tradisional di Solo tadinya 37 berkembang menjadi 44 pasar. "Ini salah satu upaya bersama untuk mengembangkan pasar tradisional. Di Solo pasar tradisional semakin berkembang karena setiap ada pasar tradisional pedagangnya masuk gratis," katanya.

Dia mengapresiasi kegiatan yang merupakan kreativitas dan inovasi yang dilakukan Dinas Perdagangan tersebut. Dinas Perdagangan berupaya mengumpulkan pasar-pasar tradisional di Solo bisa menjadi satu memamerkan produk-produknya masing-masing. Ditambah kerja sama dengan perbankan tentang perkreditan, otomotif tentang transportasi, dan lainnya.

"Semarak ini untuk memberikan informasi kepada masyarakat supaya pasar tradisiomal ini tidak seperti yang dikhawatirkan. Pasar tradisional tetap berkumandang tidak mau kalah dengan pasar modern," katanya.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Subagiyo, mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan mewujudkan program penguatan pasar tradisional dan UMKM di Kota Solo serta untuk meningkatkan dinamika perdagangan di Kota Solo. "Selain itu, mempromosikan pasar tradisional dan UMKM di Kota Solo agar mampu bertahan dan bersaing dengan kemajuan teknologi dan perkembangan perekonomian," ujar Subagiyo.

Menurutnya, setiap pasar menampilkan produk-produk dalam satu stan. Produk-produk tersebut merupakan produk unggulan di pasar tersebut.

Dia merinci, selama tiga hari ke depan, terdapat beragam rangkaian kegiatan. Di antaranya, display dan promo pasar tradisional se-Solo, festival kuliner, pameran otomitif, pameran UMKM, talkshow usaha dalam era digital, lomba mewarnai untuk anak PAUD dan anak SD, lomba swafoto, pesta incip-incip cabuk rambak gratis, pesta incip-incip jamu tradisional gratis, senam bersama dan jalan sehat, donor darah, pemeriksaan kesehatan gratis dari Kimia Farma dan hiburan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement