Jumat 16 Nov 2018 13:27 WIB

Florida Gelar Penghitungan Ulang

Kursi senat diperebutkan Nelson dan Scott.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Warga New York memberikan suara mereka pada Selasa (6/11) dalam pemilu paruh waktu Amerika Serikat.
Foto: AP Photo/Mark Lennihan
Warga New York memberikan suara mereka pada Selasa (6/11) dalam pemilu paruh waktu Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, TAMPA -- Panitia pemilu sela di Florida pada Kamis (15/11) melakukan penghitungan ulang surat suara secara manual dalam pemilihan Senat AS.

Ini setelah penghitungan ulang dengan mesin menunjukkan margin yang sangat kecil. Kursi Senat di Florida diperebutkan kandidat dari Partai Demokrat Bill Nelson dan penantangnya dari Partai Republik, Gubernur Rick Scott.

Sementara untuk perebutan kursi gubernur Florida, kandidat dari Partai Republik Ron DeSantis tampaknya siap mengamankan kursi gubernur dari lawannya, kandidat  Partai Demokrat Andrew Gillum.

Perhitungan suara elektronik menunjukkan DeSantis memimpin kurang dari ambang batas, hanya dengan 0,41 poin persentase. Di bawah undang-undang negara bagian, Florida harus melakukan penghitungan ulang secara manual jika penghitungan suara secara elektronik menemukan margin kemenangan kurang dari 0,25 persen.

Gillum sendiri memberi isyarat bahwa dia belum menyerah. "Negara Bagian Florida harus menghitung setiap suara yang diberikan secara hukum," ujar Gillum dalam sebuah pernyataan.

Baca juga, Kisruh Pemilu AS, Florida Gelar Penghitungan Ulang.

Dalam pemilihan Senat, Nelson membuntuti Scott dengan sekitar 12.600 suara, atau 0,15 persen. Dari lebih dari 8 juta suara yang masuk, setelah hasil penghitungan ulang suara secara elektronik diumumkan.

Penghitungan ulang suara secara elektronik mengalami gangguan setelah Palm Beach County yang cenderung liberal gagal menyelesaikan proses penghitungan tepat waktu karena terdapat masalah pada mesin.

Tim kampanye Nelson mengatakan telah mengajukan gugatan untuk mengupayakan agar penghitungan ulang suara secara manual dapat dilakukan di daerah tersebut.

Pada tahap penghitungan ulang suara berikutnya, daerah-daerah di Florida menghadapi batas waktu hingga pada Ahad (18/11), untuk menyerahkan hasil penghitungan mereka. Termasuk penghitungan ulang secara manual undervotes atau overvotes.

Pemilihan Senat maupun gubernur di Florida diteliti dengan saksama karena Florida secara tradisional merupakan negara bagian kunci dalam pemilihan presiden.

Ketatnya perolehan suara dan sengketa hukum atas validitas suara di Florida telah membangkitkan ingatan akan pemilihan presiden AS pada 2000. Saat itu Mahkamah Agung AS menghentikan penghitungan ulang suara yang sedang berlangsung di negara bagian itu dan mengizinkan George W. Bush untuk masuk ke Gedung Putih.

Menurut analisis Kantar Media yang dikeluarkan pada Kamis (15/11), pemilu sela tahun ini menjadi pemilu sela paling mahal dalam sejarah AS. Pesta demokrasi tersebut memakan biaya sekitar 5,25 miliar dolar AS hanya untuk iklan, naik 78 persen dari pemilu sela terakhir pada 2014. Biaya belanjanya juga 20 persen lebih tinggi dari pemilihan presiden 2016.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement