Jumat 16 Nov 2018 15:36 WIB

Pelaku Pembunuhan Sekeluarga Diduga tidak Sendirian

Pengamat menduga motif dilatari ketersinggungan perasaan.

Rep: Mabruroh/ Red: Indira Rezkisari
Polisi melakukan penyisiran dengan anjing pelacak di sekitar lokasi perisitiwa pembunuhan satu keluarga, di kawasan Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/11/2018). Dalam peristiwa tersebut satu keluarga yang terdiri empat orang tewas dengan luka di tubuhnya, motif penyebab masih dalam penyelid ikan pihak berwenang.
Foto: ANTARA FOTO/Risky Andrianto
Polisi melakukan penyisiran dengan anjing pelacak di sekitar lokasi perisitiwa pembunuhan satu keluarga, di kawasan Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/11/2018). Dalam peristiwa tersebut satu keluarga yang terdiri empat orang tewas dengan luka di tubuhnya, motif penyebab masih dalam penyelid ikan pihak berwenang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tersangka pembunuhan sekeluarga di Bekasi sudah ditahan sejak Rabu (14/11) malam kemarin. Pengamat menduga pelaku pembunuhan satu keluarga tersebut lebih dari satu orang.

“Saya kira (pelaku) tidak tunggal,” kata Pengamat Hukum Pidana Universitas Trisaksi, Abdul Fickar Hadjar, dalam pesan tertulis, Jumat (16/11).

Menurutnya, aksi keji pembunuhan tidak mungkin dilakukan dalam waktu sekaligus apabila pelaku seorang diri. Apalagi di dalam rumah tersebut terdapat empat orang. “Karena dari satu orang ke yang lainnya ada jeda waktu yang jika dilakukan satu orang tidak akan selesai atau ada perubahan pikiran,” kata Abdul Fickar.

Abdul Fickar sudah menduga pelaku pembunuhan satu keluarga merupakan orang terdekat korban. Dan motifnya menurut dia, bukan karena harta benda melainkan karena ketersinggungan.

“Biasanya motifnya bukan pengambilan aset, tetapi lebih karena ketersinggungan. Ketersinggungan juga salah satunya bisa persoalan ekonomi,” jelas dia.

Fickar mengaku sangat menyayangkan tindakan keji pelaku yang menghabisi nyawa saudaranya tersebut. Padahal menurutnya permasalahan ekonomi antaarkeluarga tidak harus diselesaikan dengan menghilangkan nyawa.

“Karena itu tidak perlu lah menyelesaikan masalah-masalah ekonomi dengan tarik urat, bicarakan dengan baik agar semua pihak terakomodasi kepentingannya,” kata dia.

Satu keluarga yang menjadi korban pembunuhan yakni Diperum Nainggolan (38), Maya Boru Ambarita (37), dan dua anaknya Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7). Kasus pembunuhan terungkap atas kesaksian tetangga yang curiga terhadap rumah korban. Korban yang biasanya sudah bangun sejak pagi namun pada hari kejadian belum juga menampakkan diri.

Saksi yang curiga segera mengecek rumah korban dengan pintu gerbang terbuka lebar. Saksi melongok dari jendela dan menemukan korban tergeletak dengan bersimbah darah.

Saksi selanjutnya memanggil saksi lain dan melaporkan kepada ketua RT untuk kemudian melaporkan kepada kepolisian. Jam 06.00 WIB polisi mendapat laporan tersebut dan segera melakukan pengecekan di lokasi kejadian.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement