LONDON--Pelatih Inggris, Fabio Capello, akhirnya membolehkan para pemainnya membawa istri dan pacar mereka yang populer dengan sebutan 'Wives and Girlfriends' (WAGS) ke Piala Dunia Afrika Selatan (Afsel) 2010. Capello sebelumnya melarang para pemainnya membawa WAGS ke Afsel.
Namun, sekarang Capello percaya, timnya akan lebih harmonis bila diperlakukan dengan lunak.
Pada Piala Dunia Jerman 2006, kritik bermunculan mengenai waktu yang dihabiskan para pemain dengan para istri dan pacar sehingga menimbulkan sorotan media. Bahkan muncul acara televisi berjudul 'WAGS Boutique'.
Agaknya kini Capello ingin meniru kesuksesan pelatih Italia, Marcello Lippi, di Jerman, yang memberi waktu bagi pemain untuk menghabiskan waktu dengan keluarga mereka.
"Semangat tim sangat penting. Dengan Lippi, saya berbicara tentang Italia saat juara, saat pemain memiliki waktu bebas dan berkumpul dengan keluarga mereka. Setiap pertandingan berakhir mereka mengadakan pesta barbeque,'' kata Capello kepada harian Inggris The Independent, Kamis (29/4).
Capello mengatakan, hal seperti itu menciptakan semangat dalam tim. Dia juga mengatakan pelatih harus memahami apa yang terbaik. Dia juga membandingkan dengan yang terjadi di klub Real Madrid. Saat dia datang sebagai pelatih, Madrid belum pernah memenangi apapun selama tiga tahun, hal yang aneh bagi klub sekaliber Real Madrid.
"Dalam ruang ganti Real Madrid kala itu ada tiga tim berbeda, kelompok Amerika Selatan, kelompok Spanyol, dan kelompok lain. Saya harus bekerja keras untuk memecah kelompok itu dan melebur mereka menjadi satu," kata Capello yang melatih di Madrid tahun 2006.
Suntikan semangat
Capello harus membuat keputusan keras dan memastikan ada semangat di dalam tim. "Semangat adalah salah satu hal terpenting dalam tim. Anda membutuhkan semangat untuk menang," kata pelatih berkebangsaan Italia itu.
Capello juga mengungkapkan, tim asuhannya selalu berlatih tendangan penalti. Selama ini Inggris selalu kalah dalam drama adu penalti. Seperti saat mereka tersingkir dari Piala Dunia 2006 karena kalah adu penalti 1-3 dari Portugal.
"Masalahnya selama latihan, gawang terlihat luas dan penjaga gawang telihat kecil. Selama pertandingan yang sebenarnya penjaga gawang terlihat lebih besar dan gawang lebih kecil. Hal terberat untuk mengatasi tekanan. Penting untuk berlatih," kata Capello.
Capello menambahkan, pemain perlu berlatih supaya percaya diri. Daftar pemain yang akan melakukan tendangan penalti, lanjut dia, tidak bisa disiapkan sejak awal.
''Kadang-kadang saat menentukan siapa yang akan mengambil tendangan penalti, pelatih mengubah pilihan karena pemain kelelahan. Pemain yang dipilih adalah pemain yang percaya diri,'' jelas VCa. ''Saya tahu siapa yang akan mengambil penalti, tetapi kadang-kadang pada saat terakhir pelatih bisa berubah pikiran.''