REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sebanyak 16 pengacara nasional mendukung media massa untuk tidak takut menggunakan kata 'Piala Dunia' dalam tulisan maupun rubrikasi, menjelang maupun selama pelaksanaan Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, pada 11 Juni hingga 11 Juli.
''Sesuatu hal yang sudah umum tidak boleh dipatenkan .Jangan takut, kami (16 pengacara) akan memback-up (mendukung) media massa dalam hal ini (penulisan Piala Dunia),'' ujar Alfred Simanjuntak SH, salah seorang wakil dari 16 pengacara itu kepada wartawan di Jakarta, Jumat (21/5).
Ke-16 pengacara tersebut antara lain, Hinca Panjaitan, Togar Manahan Nero, Arteria Dahlan, Syarif Bastaman atau Sofar Maru Hutagalung. Dukungan pengacara terhadap media massa tersebut terkait aksi unjuk rasa komunitas wartawan olahraga nasional di Senayan, Kamis (20/5) sore lalu.
Aksi tersebut terkait isi iklan Electronic City (EC) Entertainment di salah satu koran nasional, 19 Mei lalu, yang antara lain melarang mengutip FIFA Word Cup atau World Cup maupun terjemahannya dalam semua bahasa. EC merupakan pemilik hak (right) penyelenggaraan Piala Dunia di Indonesia.
Pada poin (4) iklan EC Entertainment menegaskan, bahwa pihak lain dilarang menggunakan dan/atau mengasosiasikan lambang dan logonya bersama dengan kata-kata, tulisan/lambang, emblim, logo, maskot, trofi resmi 2010 FIFA World Cup South Africa yang antara lain adalah sebagai berikut: Comptetition Names: 20110 FIFA Wordl Cup, maupun terjemahannya dalam semua bahasa seperti Piala Dunia 2010, Piala Dunia, dan lain sebagainya.
Alfred mengingatkan bahwa media massa tidak perlu takut menggunakan Piala Dunia dalam rubrikasinya. Menurutnya, Piala Dunia sejak dulu merupakan hal yang sudah umum sehingga tidak boleh dipatenkan. "Buah Kelapa misalnya adalah sesuatu yang umum, jadi buah kelapa tidak bisa dipatenkan. Demikian juga Piala Dunia, EC Entertainment tidak boleh mematenkannya," jelasnya.
Sementara itu, wartawan senior M Nigara mengungkapkan, PT EC Entertainment harus menjelaskan kepada publik masalah penggunaan nama kompetisi Piala Dunia atau World Cup itu agar tidak terjadi simpang-siur. "Kami ingin berdialog kepada mereka (PT EC) agar semua jelas," tegasnya.