REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN--Di Piala Dunia, batas antara antara kejayaan dan keterpurukan teramat tipis. Kapten tim nasional Italia, Fabio Cannavaro paham betul fenomena ini. Saat tampil di Piala Dunia 2006 Jerman, Italia berbekal keterpurukan setelah dihantam isu Calciopolli. Namun, di akhir kompetisi, Cannavaro justru tampil memimpin rekan-rekannya di podium juara, sekaligus mengangkat trofi dunia yang ke empat bagi Azzuri.
Empat tahun berlalu, Italia kembali tampil di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Berbeda dengan di Jerman, kali ini tim Azzuri datang dengan dibekali kejayaan empat tahun silam. Akankah Cannavaro cs mempertahankan gelar juara Piala Dunia? Atau justru, bekal kejayaan Azzuri akan berujung dengan keterpurukan? Pertanyaan ini akan mulai terjawab di laga melawan Paraguay, malam ini.
Paraguay menjadi ujian kapasitas bagi Italia sebagai salah satu unggulan. Walau berstatuskan juara bertahan, tim Italia tidak diunggulkan oleh sebagian pengamat. Cannavaro memahami apabila timnya tidak diunggulkan di Afrika Selatan. Menurutnya, hal itu tak terlepas dari performa Azzuri sepanjang partai pemanasan. Italia mencatat hasil buruk dengan hanya dua kali imbang dan kalah melawan Mexico di laga pemanasan.
"Kami kehilangan sedikit aura permainan 2006. Tapi, kami terus berusaha keras untuk mengembalikan performa terbaik," ujar pemain yang musim depan akan memperkuat klub asal Dubai, Al Ahli.Walau begitu, dia tetap optimis menatap laga perdana melawan Paraguay. Dia mengungkapkan, benteng pertahanan Italia akan menjadi kunci untuk membendung serangan Roque Santa Cruz cs.
Optimisme Cannavaro juga didasari rekor gemilang Italia atas Paraguay. Sepanjang dua kali bertemu, Azzuri selalu meraih kemenangan. Terakhir, Italia membekuk Paraguay 3-1, dalam sebuah partai uji coba tahun 1998.
Komposisi tua-muda
Di laga melawan Paraguay, pelatih Italia, Marcello Lippi akan menampilkan komposisi pemain tua-muda. Trio Gianluiggi Buffon, Fabio Cannavaro, dan Gianluca Zamrota akan memimpin dua debutan di lini pertahanan, Dominico Criscito dan Giorgio Chiellini.
Lini tengah menjadi problem utama Italia. Absennya playmaker Andrea Pirlo menjadi pukulan telak bagi Lippi jelang laga melawan Paraguay. Untuk menggantikan peran Pirlo, Lippi menujuk gelandang kratif Fiorentina Ricardo Montolivo.
Montolivo akan bahu-membahu dengan Danielle De Rossi dan Claudio Marchisio di lini tengah permainan. Italia juga dihadapkan dengan problem produktitas para penyerangnya.
Di tiga partai terakhir, lima penyerang Italia hanya mencetak satu gol. Satu-satunya gol, dibukukan oleh penyerang sayap Fabio Quagrliarella saat mengahadapi Swiss di partai uji coba. Walau begitu, penyerang klub Napoli ini harus menunggu giliran tampil, karena Lippi lebih mempercayakan lini depannya pada trio Alberto Gillardino, Antonio Di Natale dan Vicenzo Iaquinta.
Khusus bagi Di Natele, laga kontra Uruguay menjadi ajang pembuktian untuk menepis kritik publik. Walau menjadi top skor di liga domestik, Di Natale masih dicap belum pantas turun sebagai starter. Publik Italia lebih berharap Lippi memanggil Antonio Cassano atau Mario Balotelli sebagai ujung tombak utama.