REPUBLIKA.CO.ID,Pengusaha internet Oron Barber sudah mempersiapkannya sejak Juni 2009 dan kini ia telah memetik buah hasil kerjanya. Terompet bising dengan dengung bising yang khas itu dapat dibeli di situs www.buy-vuvuzela.com , merupakan salah satu merchandise Piala Dunia Afrika Selatan 2010.
Penonton dari seluruh dunia telah menyatakan keluhannya bahwa suara mengerikan dari terompet itu membuat mereka tak nikmat menonton laga tim-tim favorit mereka di ajang ini. Penonton piala dunia yang kesal, eh..pengusaha Israel yang untung.
Barber berhasil menempatkan situs dagangannya di bagian paling atas peringkat pencarian Google ketika Anda mengetikkan kata "membeli vuvuzela" atau "dimana membeli vuvuzela". Bahkan jika Anda hanya mengetik kata "vuvuzela" perusahaan Barber pulalah yang masuk dalam halaman pertama hasil pencarian.
"Kami telah mengatur situs ini sejak tiga bulan sebelum Piala Dunia, setelah FIFA menyetujui produk ini, ini akan menjadi bisnis yang baik," kata Barber seperti dikutip Haaretz. Situs ini tidak benar-benar menjual vuvuzela, namun hanya berfungsi sebagai perantara untuk menghubungkan pembeli dan penjual. Dengan kata lain, situs ini akan mengirimkan pesanan kepada para pemasok vuvuzela dan menerima komisi.
Barber mengakui ada kemungkinan pembeli memesan langsung dari pemasok, dan harganya bahkan mungkin lebih rendah. "Tidak ada keraguan bahwa setiap orang dapat membeli [langsung] dari pemasok. Kami hanya menawarkan cara yang nyaman bagi mereka yang ingin membeli vuvuzela melalui internet," katanya.
Sejauh ini situs tersebut telah menjual sekitar 20.000 sampai 30.000 vuvuzela. "Kami mengirimkan vuvuzela ke seluruh dunia, justru sedikit yang ke Israel," kata Barber. "Kami telah menjualnya ke Pakistan, Yordania, Mesir dan Aljazair. Sebagian besar dari penjualan kami ke Eropa, khususnya Inggris."
Barber memang tidak sendirian berjualan vuvuzela, ada pesaing lainya baik dari Israel maupun dari negara lain. Situs vuvuzela.co.il yang berbahasa ibrani juga menawarkan barang serupa. Pemilik situs ini , Avi Hazan, mengatakan hanya bekerjasa,a dengan pedagang besar seperti toko-toko mainan.
"Kami melihat vuvuzelas tahun lalu di Piala Konfederasi, kami melihat klip di YouTube," katanya. Hazan mengatakan dia telah terjual ribuan vuvuzela di Israel, dengan harga eceran 30 NIS. Ia mengaku tidak setuju jika vuvuzela dilarang di ajang Piala Dunia. "Kalau Anda memiliki satu, Anda tidak akan lagi jengkel," ucapnya.