REPUBLIKA.CO.ID, DURBAN--Pemain bertahan Nigeria, Joseph Yobo mengatakan, Super Eagles,--julukan timnya--harus menyalahkan diri sendiri. Ia menilai timnya telah menyia-nyiakan kesempatan besar untuk maju ke putaran 16 besar Piala Dunia dengan hanya mencetak hasil imbang 2-2 atas Korea Selatan, Selasa.
Setelah menderita dua kekalahan pada laga awal Grup B, serta kemenangan Argentina atas Yunani, Nigeriaa seharusnya berpeluang melaju kalau mereka dapat menang atas Korea Selatan pada laga di Stadion Moses Mabhida. "Apa yang dapat saya katakan, yaitu kami harus menyalahkan diri kami sendiri," kata pemain berpengalaman di lini tengah berusia 30 tahun itu kepada wartawan.
"Kami menciptakan begitu banyak peluang, lebih banyak dari yang dibuat Korea, tetapi kami tidak dapat memanfaatkannya. Ini amat disayangkan dan membuat frustrasi," katanya. "Korea memiliki peluang tapi dapat dimanfaatkan mereka. Kami ucapkan selamat kepada mereka pada sisa turnamen ini," katanya.
Itu merupakan permainan kedelapan di Piala Dunia dengan tanpa kemenangan bagi Nigeria. Bila dibandingkan dengan sejarah kebelakang, Nigeria pernah menekuk Bulgaria di Prancis pada 1998.
Pelatih Lars Lagerback menyatakan prihatin menyaksikan profesionalisme para pemainnya di lapangan. "Rasanya memang agak sulit," katanya. "Tetapi saya merasa kecewa dan amat sedih. Inilah hasil yang kami dapatkan. Saya hanya dapat mengucapkan selamat kepada Korea Selatan."
Tim Super Eagles itu maju ke putaran babak sistem gugur Piala Dunia pada 1994 dan 1998. Keluarnya mereka lebih cepat di Afrika Selatan hanya menambah persepsi bahwa mereka mengalami kemunduran, bukannya semakin dewasa sebagai negara sepak bola.
Lagerback, yang baru bertanggung jawab atas tim itu setelah pelatih lama didepak Februari lalu karena gagal di semi final Piala Afrika, merasa gembira kendati pulang lebih awal dari Afrika Selatan. "Kalah atau menang, Anda selalu menjadi bagian terpenting sebagai pelatih," katanya.
"Saya merupakan bagian besar dari tim ini. Tidak ada yang dapat saya salahkan secara khusus," ujarnya. "Mungkin kami perlu waktu lebih banyak untuk melakukan sesuatu."