REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG--Duel Brasil melawan Belanda di semifinal Piala Dunia 1998 menjadi salah satu pertarungan klasik yang mempertemukan dua tim terbaik. Brasil akhirnya yang memenangkan big match tersebut melalui adu penalti.
Menanggapi terulangnya laga klasik di perempat final Piala Dunia 2010, pelatih Brasil Dunga menilai situasinya sudah jauh berbeda. Hanya, ia mengakui duel tersebut bakal menjadi salah satu big match terbaik di Afrika Selatan karena kedua tim memiliki deretan pemain berkualitas.
"Situasinya sudah sangat berbeda dengan Piala Dunia 1998. Menurut saya Belanda tidak berbeda dengan tim-tim bagus Amerika Selatan,'' puji Dunga. ''Mereka memiliki tradisi melahirkan pemain berkualitas hebat. Mereka juga tak pernah menunggu dengan hanya memainkan bola-bola panjang.''
Brasil akan menghadapi Belanda di Stadion Nelson Mandela Bay, Port Elizabeth, Rabu (2/7). Mereka menyingkirkan Chile. Sementara, Belanda melaju ke perempat final setelah menaklukkan Slowakia 2-1. "Belanda akan menjadi lawan yang berat. Mereka memiliki banyak pemain berteknik tinggi. Gaya bermain mereka juga seperti tim Amerika Selatan," jelasnya.
Saat menghadapi Chile, Dunga melakukan sedikit perubahan pada skuadnya dengan menurunkan Ramires dan Dani Alves. Mereka berhasil menjalankan tugasnya dengan meredam kecepatan Chile. Meski demikian, ia belum memastikan apakah mempertahankan keduanya saat menghadapi Belanda.
"Setiap pertandingan di Piala Dunia selalu memberi pengalaman yang berbeda. Karena itu, saya tak bisa memastikan apakah akan menurunkan Ramires karena strategi saya hanya untuk satu pertandingan yang dihadapi," tegas Dunga.