REPUBLIKA.CO.ID, PORT ELIZABETH--Perjalanan Brasil di Piala Dunia 2010 berakhir di babak perempat final setelah disingkirkan Belanda 1-2, Jumat malam (2/7). Padahal, Brasil sempat unggul satu gol lebih dahulu melalui kaki Robinho.
Namun, usai turun minum Belanda bisa membalas dua gol. Pelatih Carlos Dunga kini hanya bisa menyesali penampilan buruk pasukannya pada paruh kedua pertandingan.
"Tak perlu diragukan, kami semua sedih," ujar Dunga dalam konferensi pers pascapertandingan. "Kami tak mengiranya. Kami berlatih untuk meraih hasil lebih baik. Tapi kami sudah tahu ini akan jadi pertandingan sulit. Kami bermain baik pada babak pertama dan memburuk pada babak kedua."
Tak cuma kalah, Brasil juga bermain dengan sepuluh orang setelah Felipe Melo dikartumerah akibat menginjak Arjen Robben.
"Bermain dengan sepuluh orang di Piala Dunia sangat sulit. Kami sudah bilang saat jeda, wasit mendapat banyak tekanan. Tapi itu bukan alasan," imbuh Dunga.
"Pelatihlah yang bertanggun jawab dan semua keputusan yang saya buat demi kebaikan Selecao. Saya menghargai kerja media dan saya kira kami tak jauh beda dengan tim-tim peserta lain di sini," tutur Dunga.
Dunga tak terlalu akrab dengan media karena dianggap meninggalkan sepak bola indah ciri khas Brasil. Di Afrika Selatan, media mempertanyakan keputusan Dunga tetap menyertakan Gilberto Silva dalam tim inti.
"Kalau dilihat statistik FIFA, Gilberto Silva salah satu pemain yang tampil rutin. Saya pun tidak mau menyalahkan Melo. Banyak pemain lain yang menerima kartu merah di Piala Dunia. Kami menang atau kalah bersama-sama," tangkisnya.
"Untuk masa depan saya, saya sudah bilang masa kepelatihan saya hanya berlangsung empat tahun," jelas Dunga.
Masih belum diketahui tindak lanjut pernyataan terakhir Dunga, yang sudah menangani timnas Brasil usai Piala Dunia 2006. Bisa saja komentar tersebut mengisyaratkan pengunduran diri pria berusia 46 tahun ini dari kursi kepelatihan Selecao.