REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Argentina membatalkan pertandingan persahabatan yang rencananya akan dimainkan pada Sabtu (9/6) di Stadion Teddy, Yerusalem. Sejumlah media Israel melaporkan pada Selasa (5/6) waktu setempat, pihak tim nasional Argentina telah menyampaikan pembatalan kepada panitia pelaksana pertandingan. Akan tetapi, Federasi Sepak Bola Argentina (AFA) belum secara resmi mengumumkan pembatalan itu.
Sejak 1986, Argentina telah empat kali berkunjung ke Israel sebelum tampil di Piala Dunia. Lebih dari sebelumnya, laga persahabatan kali ini disambut sangat antusias oleh warga Israel. Tiket pertandingan langsung ludes dalam 20 menit saat dijual ke publik. Mereka ingin menyaksikan aksi sang megabintang Lionel Messi.
Akan tetapi, pada saat yang sama, tekanan bertubi-tubi dilancarkan kepada Argentina, tim Tango, dan Messi. Gerakan Boycott Divestment and Sanctions (BDS) Israel menggelar kampanye besar-besaran untuk mencegah laga ini berlangsung. Argentina dikritik karena menggelar laga persahabatan dengan negara penjajah Palestina.
"Tidak ada persahabatan tentang pendudukan militer dan apartheid," kata gerakan itu, yang menyerukan diakhirinya pendudukan Palestina, hak untuk kembali bagi para pengungsi Palestina, dan persamaan hak bagi warga Palestina Israel.
"Jangan bermain dengan Israel sampai hak asasi manusia Palestina dihormati."
BDS mengkritik pertemuan itu sebagai gerakan politik. Mereka menuduh para pejabat Israel menggunakannya untuk menutupi serangan terhadap warga Palestina di dalam dan di luar lapangan sepak bola.
Sebagai bagian dari kampanye, Mohammed Khalil, seorang pesepak bola Palestina, mengirimkan pesan ke Messi.
"Saya memanggil tim Argentina dan terutama kapten Lionel Messi--karena dia sangat populer di Palestina, terutama di Jalur Gaza--untuk berdiri dalam solidaritas dengan Palestina dan memboikot pertandingan yang dijadwalkan dengan Israel, yang menduduki tanah kami," kata Khalil.
Khalil ditembak oleh penembak jitu Israel pada 30 Maret dalam protes pertama warga Palestina yang berdemonstrasi di timur Gaza, menuntut hak mereka untuk kembali. Dia ditembak di kedua kakinya. Salah satu tempurung lututnya harus dilepas sehingga mengakhiri karier sepak bolanya.
Sebeumnya, duta besar Palestina di Argentina, Husni Abdel Wahed, telah menyatakan penentangannya kepada laga persahabatan ini.
"Pertandingan ini akan serupa dengan kita merayakan ... pendudukan Malvinas," katanya kepada radio Coperativa, dikutip Aljazeera, mengacu pada perebutan Kepulauan Falkland yang menjadi sejarah kelam Argentina yang dikalahkan Inggris.
Abdel Wahed mengatakan bahwa pertandingan itu adalah bagian dari perayaan ulang tahun ke-70 Israel sejak didirikan pada tahun 1948. Sejak saat itu, ratusan ribu orang Palestina dipaksa mengungsi dari desa-desa dan tanah mereka yang kini dikuasi oleh Zionis.
"Bagi kami tidak dapat diterima menggelar pertandingan ini di Yerusalem karena ini adalah wilayah pendudukan. Menyakitkan melihat bahwa tim yang memiliki cinta dan dukungan dari begitu banyak warga Palestina dan warga Arab mendukung pelanggaran hukum internasional," kata dia.