REPUBLIKA.CO.ID, DOMODEDOVO -- Ketika tim-tim Piala Dunia dan fan mereka berdatangan ke Rusia untuk memulai turnamen pada Kamis (14/6), para petugas kepolisian Rusia berusaha keras mencegah hooliganisme dan ancaman serangan militan. Mereka telah mengerahkan ribuan polisi ke-11 kota tempat pertandingan untuk menghadapi masuknya penggemar sepak bola yang berpotensi membuat kegaduhan dan mengancam keamanan lainnya.
Tetapi mereka tidak akan sendirian. Terlepas dari perbedaan politik dengan Moskow, 32 negara yang berpartisipasi telah mengirim para petugasnya untuk membantu polisi Rusia. Mereka mencegah para penggemar bentrok dengan pihak berwenang setempat.
Bertempat di sebuah fasilitas pelatihan Kementerian Dalam Negeri di luar Moskow, Selasa (13/6), pusat kerja sama kepolisian mendapat pujian dari pimpinannya Kolonel Roman Azyavin sebagai satu keluarga besar Interpol.
Baca juga: Gara-Gara Trump, Nike Tarik Pasokan Sepatu untuk Iran
Beberapa negara yang bersaing di Piala Dunia memiliki hubungan yang buruk dengan Rusia. Ketegangan akibat sanksi dan masalah dimulai dari tudingan meracuni mantan mata-mata Rusia di Inggris hingga konflik di Suriah. Tetapi tidak ada tempat untuk keluhan dalam misi ini.
"Kami menjauhkan politik dari kepolisian," ujar Kepala Inspektur Joseph Stokoe dari Kepolisian Metropolitan London. "Kami di sini untuk memastikan Piala Dunia berjalan aman dan nyaman."
Otoritas Rusia berharap melupakan kenangan buruk perkelahian yang melibatkan fan kedua negara di Marseille pada kejuaraan Eropa 2016, dan berjanji untuk mengendalikan kekerasan.
Terhadap fan Inggris yang juga terlibat dalam bentrokan itu, menurut Stokoe, para petugas kepolisian Inggris akan berpatroli di bandara dan memastikan bahwa orang-orang yang dilarang menghadiri pertandingan akan menyerahkan paspor mereka.
Dia mengatakan, perwira polisi Inggris lainnya akan berada di jalan-jalan untuk melakukan intervensi dan membantu menghilangkan masalah.
Pusat Komunikasi
Di kota-kota seperti Volgograd, di mana Inggris akan menghadapi Tunisia minggu depan, perilaku terlalu bersemangat di beberapa tempat dapat dianggap menghina oleh penduduk setempat. Sebelumnya dikenal sebagai Stalingrad, Volgograd adalah tempat pertempuran terbesar dan paling berdarah dari Perang Dunia II, dengan monumen dan bekas medan perang menghiasi lanskap kota.
"Penggemar Inggris tidak bodoh," kata Stokoe. "Mereka menyadari mana saja tempat-tempat sentral dan bukan tempat sentral, di mana mereka mungkin bisa menikmati diri mereka di bar, dan tidak di jalan-jalan atau ikon situs-situs lainnya."
Moskow akan menyaring fan yang datang dengan bantuan fan ID. Dokumen ini wajib dibawa untuk menghadiri pertandingan dan membuktikan pemegangnya telah disetujui oleh pihak berwenang Rusia.
Dengan bendera semua negara Piala Dunia tergantung di dinding, pusat kerja sama berfungsi sebagai pusat komunikasi bagi pasukan polisi asing. Dua petugas dari negara-negara kompetitor akan berbasis di sana untuk berinteraksi dengan mereka di lapangan sambil mengoordinasikan upaya keamanan dengan pihak berwenang Rusia di ruangan yang sama.
Kapten Polandia Wojciech Dobrowolski percaya kepolisian Rusia akan melakukan hal-hal yang diperlukan melindungi pendukung Polandia dari hooligan Rusia.
"Tapi jika kami melihat hooligan Polandia di antara pendukung lainnya, kami akan memberi tahu pula kepolisian Rusia dan saya pikir mereka akan melakukan yang terbaik untuk menghentikan perkelahian," kata dia.
Ikuti info menarik seputar Piala Dunia 2018 di: Instagram @Republikbola37, Twitter @Republikbola37 dan Facebook @Republikbola37