REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemain bertahan Maroko Manuel Da Costa memilih untuk bermain untuk negara asal ibunya. Padahal ia bisa bermain untuk Portugal dimana negara tempat lahir ayahnya.
Da Costa memang sempat bermain di tim remaja Portugal. Tapi untuk karier internasional, mantan pemain Fiorentina tersebut lebih memilih membela Maroko.
"Berpartisipasi di Piala Dunia sesuatu yang besar bagi saya, mewakili negara dan leluhur saya," kata Da Costa, seperti dilansir dari situs resmi FIFA, Rabu (20/6).
Da Costa juga bisa bermain untuk Prancis karena ia lahir di sana. Pemain berusia 32 tahun tersebut baru membela Maroko pada tahun 2014. Ketika itu ia sudah bermain untuk PSV Eindhoven, Fiorentina, Sampdoria, West Ham dan Lokomotiv Moskow.
"Saya pertama kali didekati bermain untuk Maroko oleh (asisten pelatih) Mustapha Hadji. Setelah diskusi panjang dengannya dan kemudian pelatih Badou Ezzaki, saya yakin dengan tujuan dan rencana timnas Maroko. Sejak itu saya mewakili Maroko," kata Da Costa.
Da Costa akan menghadapi Portugal di babak penyisihan Grup B di Luzhniki Arena, pada Rabu (20/6) malam nanti. Saat ini Maroko berada di peringkat paling bawah setelah kalah dari Iran 1-0 di laga perdana mereka.
Da Costa pernah bermain bersama beberapa pemain Portugal ketika masih remaja.
"Saya bermain bersama sebagian besar para pemain Portugal ketika masih muda, terlalu panjang untuk disebutkan satu per satu, saya ingin bermain bersama icardo Quaresma, Cristiano Ronaldo dan Pepe, dan saya banyak belajar dari mereka," tambah Da Costa.
Pemain Basaksehir ini mengakui Portugal salah satu tim terkuat di dunia. Tapi ia tidak mau timnya hanya fokus pada Ronaldo. Portugal memiliki hasil imbang dari Spanyol 3-3 pada Sabtu (16/6) lalu. Karena itu pertandingan ini sangat penting bagi Maroko.
"Kami tahu Ronaldo pemain yang luar biasa dan dikelilingi pemain yang bagus. Meski begitu yang lebih penting bagi kami adalah tetap fokus, tepat dan solid," kata Costa.
Soliditas dan kekompakan menjadi kunci permainan Maroko. Tapi tentu berbeda dengan keluarga Da Costa yang berasal dari dua negara tersebut.
"Keluarga saya setengah mendukung Portugal dan setengahnya lagi mendukung Maroko, yang mana akan menjadi sangat lucu," kata Costa.