REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Peter Schmeichel menyampaikan kepada anak laki-lakinya yang juga berprofesi sebagai penjaga gawang, Kasper, bahwa nasib tim Denmark ada di tangannya. Denmark akan menjalani pertandingan melawan Prancis pada Selasa malam ini, yang mengingatkan kembali kenangannya saat Piala Dunia 1998.
"Dua puluh tahun lalu saya bermain melawan Prancis dalam pertandingan terakhir grup, dengan nasib di tangan kami," kata mantan kiper Manchester United itu melalui Twitter.
"Selasa nanti Kasper melakukan hal yang sama, di mana Denmark dalam posisi seperti tahun 1998," kata Peter dalam akun yang disertai foto dirinya bersama Kasper sedang beraksi. "Sangat kebetulan Denmark dan Prancis berada satu grup. Dan juga dalam situasi yang sama dengan ketika Piala Dunia Prancis 1998.
Prancis di Piala Dunia 2018 ini sudah memastikan lolos ke babak 16 besar setelah dua kali menang. Sedangkan, Denmark mengantongi poin empat. Denmark memerlukan minimal hasil seri agar pasti lolos ke fase babak 16 besar.
Kasper Schmeichel, yang bermain untuk klub Inggris Leicester City, memiliki penampilan yang mirip ayahnya, berambut pirang dan vokal. Tapi untuk pertandingan Selasa malam nanti, ia tidak ingin bernasib seperti ayahnya yang gagal menangkap penalti Youri Djorkaeff sehingga Denmark kalah 1-2. Denmark akhirnya tertolong untuk lolos karena Afrika Selatan bermain imbang melawan Arab Saudi.
Di Grup C, Australia yang baru punya satu poin ini bisa lolos jika mampu mengalahkan Peru sambil berharap Prancis mengalahkan Denmark. Australia cemas Prancis dan Denmark cenderung berbagi hasil imbang. Namun, Denmark ada baiknya mengikuti nasihat dari Peter Schmeichel bahwa mereka yang harus menentukan nasib mereka sendiri.