REPUBLIKA.CO.ID, VOLGOGRAD -- Pelatih Jepang akhirnya buka suara atas taktiknya yang menahan bola selama mungkin pada babak kedua melawan Polandia. Padahal, posisi Jepang saat itu tertinggal 0-1 oleh Polandia.
Namun, saat mengetahui Senegal tertinggal 1-0 oleh Kolombia di pertengahan babak kedua, tempo pertandingan berubah. Jepang, yang memiliki kesempatan untuk lolos jika skor tak berubah akhirnya hanya bertahan. Bahkan Jepang seolah tak berani melepaskan bola melewati garis tengah lapangan.
Di sisi lain, Polandia sudah tak bernafsu mencetak gol, karena tak memiliki peluang untuk lolos. Akibatnya, pertandingan menjadi sangat membosankan sejak pertengahan babak kedua.
Pelatih Jepang Akira Nishino mengungkapkan itu memang situasi yang sulit dan penuh risiko. Dengan dua kartu kuning yang lebih sedikit, penghitungan Jepang lebih baik daripada Senegal. Nishino bahkan menyatakan penyesalannya dan meminta maaf atas permainan membosankan tersebut.
''Kami tidak senang dengan situasi itu. Itu tidak disengaja. Itu bukan niat kami untuk tetap mengikuti pertandingan dan bergantung pada hasil pertandingan lainnya. Namun, itu adalah situasi yang sangat sulit dan berisiko,'' ungkapnya dikutip dari ESPN, Jumat (29/6).
Dirinya mengaku tak senang dengan kekalahan tersebut. Tapi, tujuannya adalah Jepang lolos ke babak 16 besar, sehingga cara bermain seperti itu satu-satunya yang dapat menyelamatnya tim Samurai Biru tersebut. ''Bagaimana jika kita kebobolan gol lagi dan menjadi 0-2? Kami sudah lolos. Karena itu mungkin itu keputusan yang tepat,'' jelasnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
