REPUBLIKA.CO.ID, ROSTOV -- Pelatih Belgia Roberto Martinez menganggap anak asuhnya telah lulus ujian karakter. Itu ia katakan usai Romelu Lukaku dan kawan-kawan melakukan comeback dramatis atas Jepang.
"Anda harus bereaksi, tetapi yang paling Anda butuhkan adalah keinginan dan kebersamaan dari sekelompok pemain yang tidak putus asa," kata Martinez dilansir dari situs resmi FIFA, Selasa (3/7).
Jika melihat statistik, pelatih berusia 44 tahun itu menuturkan, tak banyak permainan yang menunjukkan suatu tim dapat menang setelah tertinggal dua gol lebih dulu di Piala Dunia. Karena itu, apa yang dicapai oleh Belgia semalam bergantung pada kepribadian, fokus, keinginan, dan sikap pantang menyerah dari setiap pemain.
"Ini tergantung pada kepribadian, fokus, keinginan, sikap pemain yang tidak pernah menyerah, dan kepercayaan para pemain ketika mereka bermain. Melakukannya dalam 90 menit adalah pencapaian luar biasa," jelasnya.
Menurutnya, gol ketiga Belgia berawal dari serangan balik yang amat baik. Di mana dalam waktu sekitar enam detik, mereka dapat berpindah dari kotak penalti sendiri ke kotak penalti lawan dengan tiga orang berada di sana.
(baca juga: Bantu Belgia Kalahkan Jepang, Hazard Jadi Pemain Terbaik)
Kemudian, keputusan membiarkan bola melaju yang dilakukan Romelu Lukaku diselesaikan dengan baik oleh Nacer Chadli.
"Romelu Lukaku bermain tidak egois, seharusnya ia bisa menyelesaikan umpan itu, tetapi ia sadar dan memungkinkan Nacer Chadli mencetak gol ke dalam gawang yang terbuka," ujarnya.