REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Transportasi di kota Sao Paulo, Brasil bisa dianggap lebih maju jika dibanding Jakarta. Semua lokasi dari ujung utara-selatan dan timur-barat di Sao Paulo dapat ditempuh dengan murah, mudah, dan cepat karena satu sama lain terintegrasi dalam jaringan transportasi metropolitano.
Metropolitano terdiri dari moda transportasi kereta bawah tanah (subway), busway, dan bus listrik yang juga memiliki jalur tersendiri. Hal ini yang memudahkan Republika Online selama meliput Piala Dunia 2014 di Brasil.
Untuk bolak-balik dari tempat penginapan saya di Diadema ke Arena Corinthians yang berjarak sekitar 40 km. Atau untuk mengunjungi Fanfest FIFA di Anhangbau yang berjarak sekitar 30 km dari Diadema.
Namun, yang sedikit menjadi persoalan adalah papan penunjuk arah di terminal-terminal subway yang sebagian besar menggunakan bahasa Portugis. Apalagi di terminal-terminal itu akan mudah ditemui kata Saida.
Lantaran tak begitu paham dengan bahasa Portugis, rekan sesama jurnalis asal Jakarta sempat kebingungan saat hendak ke Saude untuk membeli SIM card. Saude adalah wilayah antara terminal Jabaquara dan Se. Ia beberapa kali hampir nyasar karena mengira Saida adalah Saude. "Di mana-mana ada Saida," katanya.
Rasa penasaran rekan saya akhirnya terjawab saat ia benar-benar sampai di Saude. Di pintu keluar ia menemukan lagi kata Saida, namun kali ini ada sedikit tulisan kecil di atas kata Saida, yakni exit alias pintu keluar.