REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Di Sao Paulo ada dua lokasi yang tak pernah sepi dari kunjungan para suporter tim nasional Brasil dan suporter tim lainnya selama perhelatan Piala Dunia 2014 Brasil, yakni stadion Arena Corinthians di wilayah Corinthians Itaquera dan FIFA Fanfest di wilayah Anhangabau. Meski belum ada lagi pertandingan setelah laga pembuka antara Brasil kontra Kroasia pekan lalu, dua lokasi itu tetap menjadi favorit berkumpulnya para suporter.
Setelah setiap hari bolak-balik dari penginapan saya di Diadema ke stadion yang berjarak sekitar 40 km, saya mencoba suasana baru dengan mengunjungi museum Memorial da America Latina di wilayah Barra Funda. Lokasi museum ini berjarak sekitar 10 km dari area Fanfest di Anhangabau. Cukup menggunakan transportasi subway metro dari terminal Anhangabau dengan harga tiket tiga Reis, sekitar 15 menit saya sudah tiba di museum. Lokasi museum kebetulan tepat di pemberhentian terakhir metro di Barra Funda.
Seperti layaknya di Indonesia, museum Memorial pada hari itu tak terlalu ramai pengunjung. Padahal saya datang ke sana di hari libur atau pada Ahad (15/6). Hanya ada sekitar empat keluarga yang terlihat hilir mudik di museum itu.
Gerbang museum Memorial sama seperti di Monas Jakarta, kita harus menelusuri lorong bawah tanah sebelum memasuki pelataran museum yang cukup luas.
Museum Memorial terdiri dari tiga bangunan utama. Salah satu bangunan menjadi semacam ruang perpustakaan yang menyimpan ribuan koleksi buku tentang awal kehidupan bangsa Amerika Latin (Selatan). Sayang sebagian besar koleksi buku di museum itu berbahasa Spanyol dan Portugis.
Sekitar satu jam saya berada di museum itu. Tapi selama waktu itu belum ada lagi pengunjung baru yang masuk. Sepi. Padahal di depan gedung perpustakaan, pihak museum memasang layar berukuran besar 3 x 5 meter untuk pengunjung yang ingin menonton siaran langsung pertandingan Piala Dunia 2014. Ternyata, nasib museum di Brasil sama dengan di Indonesia.