Selasa , 17 Jun 2014, 13:32 WIB

Piala Dunia 2014, Brasil dan Pekerja Seks di Bawah Umur

Red: Citra Listya Rini
Pekerja Seks Komersial (ilustrasi)
Foto huffingtonpost.com

Pekerja Seks Komersial (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Di sebuah gang sempit di kawasan Diadema, pinggiran Kota Sao Paulo, bererapa remaja perempuan, tampak sedang berkumpul di depan sebuah bar yang cukup ramai dengan pengunjung.

Jam menunjukkan pukul 21.00 waktu setempat dan seorang remaja perempuan berusia sekitar 15 tahun tidak merasa perlu mengunakan jaket tebal meski suku sekitar 18 derajat, cukup dingin bagi orang Indonesia kebanyakan.

Ia malah dengan tenang duduk di atas motor ukuran besar dengan pakaian minim, dan matanya tampak mengawasi setiap pejalan kaki yang lewat. Dari penampilannya terlihat anak yang masih di bawah umur tersebut sudah terbiasa berhadapan dengan laki-laki yang usianya jauh di atasnya.

"Di sekitar sini memang banyak anak-anak yang harus bekerja di tempat-tempat hiburan malam. Tapi selama Piala Dunia, pemerintah berusaha untuk membersihkan kawasan ini dari berbagai bentuk bisnis yang berhubungan dengan seks," kata Lucas, seorang warga Sao Paulo yang mendampingi Antara mengunjungi lokasi hiburan malam tersebut beberapa waktu lalu.

Selama berlangsungnya pesta olah raga empat tahunan tersebut, mobil patroli polisi menurut pemuda berusia 30 tahun itu sering melintasi kawasan itu, untuk memantau situasi. Usaha pemerintah Brasil untuk menjaga citra negara menjelang Piala Dunia 2014 ternyata berdampak serius terhadap kelangsungan hidup para pekerja seks.

Sekitar 600 ribu tamu yang membanjiri Brasil dari berbagai belahan dunia merupakan pangsa pasar potensial bagi pelaku bisnis seks. Tetapi yang membuat khawatir pemerintah adalah meningkatnya pelacuran yang melibatkan anak-anak di bawah umur.

Pekerja seks komersial (PSK) yang terbukti memasang iklan untuk memasarkan diri mereka melalui dunia maya atau pun melalui iklan yang ditempel di pinggir jalan, diancam hukuman penjara. Di antara 12 kota penyelenggara Piala Dunia, adalah Fortaleza di bagian utara yang memiliki reputasi tidak menggembirakan, yaitu ibu kota wisata seks dan eksploitasi anak-anak.

Kekerasan seksual terhadap anak adalah kejahatan terbanyak kedua yang paling sering dilaporkan, dengan usia korban berkisar antara sepuluh sampai 14 tahun. Karena seriusnya tingkat kejatahan tersebut sebuah kelompok sosial asal London yang sebagian besar wilayah kerjanya di Brasil, beberapa waktu lalu meluncurkan sebuah kampanye untuk memberantas kejahatan seksual terhadap anak-anak.

Kampanye tersebut didukung oleh Badan Kejahatan Nasional Inggris dan pemain sepak bola papan atas termasuk bintang tim nasional Inggris Frank Lampard dan David Luiz dari Brazil. Tunjuan kampanye tersebut adalah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap eksploitasi seksual anak-anak.

Sarah de Carvalho, ketua eksekutif lembaga swadaya masyarakat yang diberi nama "Happy Child's" kepada media lokal di Brasil mengatakan anak-anak yang berusia antara 11 sampai 12 tahun telah menjadi korban para pekerja konstruksi selama pembangunan stadion Piala Dunia 2014.

Di Fortaleza, ibukota negara bagian Ceara, yang menjadi tuan rumah enam pertandingan, de Carvalho dan staf menggunakan strategi yang digunakan saat Piala Konfederasi tahun lalu, yaitu melipatgandakan jumlah pekerja sosial yang ditempatkan di jalan-jalan.

Meningkatnya jumlah pengaduan, dari 193 pada 2009 menjadi 2.122 pada 2012, menjadi bukti bahwa program mereka untuk meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan sudah berjalan baik. "Namun sayangnya, di banyak daerah di Brasil, masyarakat tidak menganggap kekerasan terhadap anak sebagai sebuah kejahatan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
piala dunia piala dunia di brasil piala dunia 2014 brasil
Berita Terpopuler
Berita Lainnya