REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Mantan pemain Timnas Italia Marco Materazzi kembali menjelaskan insiden kontroversial antara dirinya dengan Zinedine Zidane pada final Piala Dunia 2006. Menurut eks bek Inter Milan itu ia masih mengingat jelas hal yang membuat Zidane menanduknya pada babak tambahan waktu tersebut.
"Saya berada cukup dekat dengan Zidane untuk mencegahnya melompat. Saya memegangnya dan memberinya sedikit tarikan. Itu adalah hal-hal yang biasa. Itu terjadi beratus-ratus kali dalam sepak bola," ujar Materazzi kepada ESPN.
"Saya langsung meminta maaf, namun ia terus berbicara, lagi dan lagi, bahwa jika saya sangat menginginkan kaosnya, maka saya bisa memilikinya usai pertandingan. Ia tidak mau berhenti. Jadi saya mengatakan, daripada kaosnya, saya lebih baik meminta adik perempuannya. Hanya itu saja," kata Materazzi.
"Mungkin itu adalah adrenalin. Mungkin karena kelelahan, atau mungkin karena suatu hal. Akan tetapi yang terjadi setelahnya sulit dipahami. Ia maju ke arah saya, dan tiba-tiba, menanduk saya di dada."
"Itu adalah hal terakhir yang saya duga. Jika saya mengantisipasinya dan mengangkat tangan saya, maka kami berdua akan dikartu merah. Saya tidak habis pikir apa yang ada dalam pikirannya. Sedangkan saya tahu kesadaran saya jelas."
"Apa yang saya katakan mungkin bukan hal yang baik, namun itu tidak ada bedanya dengan omongan sampah di level sepak bola manapun, dari halaman sekolah sampai final Piala Dunia. Saya yakin ia pernah mendengar yang lebih buruk berulang-ulang kali."
Materazzi mengaku terpengaruh dengan berita-berita yang menyebutkan bahwa dirinya menghina ibu Zidane atau menuduh mantan pemain terbaik dunia sebagai teroris.
"Semua orang berspekulasi tentang apa yang saya katakan. Media mengumpulkan semua teori serta menelepon para pembaca gerak bibir dan menuduh saya mengatakan hal yang buruk terkait ibunya dan terorisme."
"Zidane sendiri tak pernah mengatakan bahwa kata-kata saya adalah rasis dan terkait teroris. Hal itu membuat saya bisa membersihkan nama saya dan mengambil tindakan hukum terhadap media-media yang menerbitkan rumor-rumor sebagai fakta."
"Ini penting bagi saya, terutama hal-hal terkait ibunya. Saya mungkin banyak melakukan hal buruk sepanjang karier saya, namun saya tidak pernah merujuk pada ibu siapapun. Saya sendiri kehilangan ibu saya saat usia 15 tahun, jadi itu adalah sesuatu yang selalu saya hindari."