REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Ketika dunia semakin panas terserang demam Piala Dunia, rakyat Brazil sebagai tuan rumah semakin kehilangan antusiasme. Koran lokal Foha de Sao Paulo melansir hasil survei yang mereka lakukan, dua bulan menjelang perhelatan, dukungan rakyat Brazil mencapai titik terendah, yakni 48 persen.
Sebelumnya, dukungan rakyat mencapai 79 persen pada 2008, tak lama setelah negera Amazon tersebut diumumkan sebagai tuan rumah.
Menurunnya gairah rakyat Brazil terhadap pesta bola sejagat tersebut sejalan dengan letupan-letupan protes sosial yang merebak sejak tahun lalu. Instabilitas sosial yang terjadi sedikit-banyak telah berdampak pada keterlambatan pembangunan sejumlah fasilitas penyelenggaraan.
Stadion di Sao Paulo, yang direncanakan menghelat partai pembukaan, Brazil-Kroasia belum juga rampung hingga kini.
Seperti dilansir kantor berita BBC, Ahad (13/4), pembangunan sempat dihentikan pada bulan Maret, setelah sejumlah pekerja bangunan tewas. Delapan pekerja tewas, tujuh karena kecelakaan, dan satu orang akibat serangan jantung.
Ketidakpuasan rakyat terhadap penyelengaraan Piala Dunia semakin mencuat ketika pemerintah menggunakan anggaran negara 3,6 miliar dolar AS untuk pembangunan 12 stadion. Rakyat marah karena sebelumnya pemerintah berjanji tidak akan menggunakan dana negara dan akan menggalang sektor swasta untuk mendanai proyek-proyek fasilitas Piala Dunia.