REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Polisi Militer Brasil kembali menduduki Favela, komplek kumuh di tengah kota Rio de Janeiro yang terkenal sebagai wilayah transaksi narkoba terbesar di negara itu. Hal ini menyusul kerusuhan yang dipicu oleh kematian dua rakyat sipil yang terkena peluru nyasar.
Ini menjadi satu kekhawatiran mengingat dalam 50 hari ke depan perhelatan Piala Dunia 2014 akan digelar di Brasil. Pada 19 April pekan lalu, salah satu korban, Anderson Luiz da Santos Silva (21 tahun) sedang berada di luar gereja bersama keluarganya untuk memperingati Jumat Agung. Dia kemudian terkena peluru nyasar.
Rupanya baru saja terjadi tembak menembak antara polisi dengan pengedar narkoba lokal. Saudara Santos yang berusia sembilan tahun juga terluka dalam insiden itu. "Pemuda itu tewas saat mencoba melindungi ibu dan adiknya," kata perwakilan Gereja Katolik Niteroi dilansir dari High Times, Rabu (23/4).
Korban kedua adalah Emanoel Gomes (17). Dia tewas ketika sebuah kendaraan lapis baja polisi menyenggol sepeda motornya. Warga kemudian membakar kendaraan aparat tersebut dan menyerukan keadilan.
Amnesti Internasional mengatakan sekitar dua ribu orang meninggal setiap tahunnya di Brasil akibat tindakan ceroboh aparat kepolisian. Favela akan menjadi wilayah pusat patroli polisi menjelang perhelatan Piala Dunia 2014 pada Juni mendatang. Rio de Janeiro juga akan menjadi tuan rumah Olimpiade 2016.