REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Polisi di ibu kota Brasilia menembakkan gas air mata untuk membubarkan protes yang dilakukan para kepala suku Indian, tunawisma dan lain-lain yang menentang pengeluaran uang untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Polisi antihuru hara di Brasilia membubarkan sekitar 1.000 demonstran, termasuk anak-anak dan orang tua, yang berbaris dengan damai menuju Stadion Piala Dunia di kota itu. Setelah gas air mata ditembakkan, beberapa orang Indian terlihat melemparkan batu ke arah petugas kepolisian.
Para pengunjuk rasa juga terus memblokir jalan di sekitar plaza pemerintah ikon ibu kota, di mana kongres, istana presiden dan Mahkamah Agung berada. Sebelumnya, sekitar 500 pemimpin adat mengenakan pakaian tradisional memasuki gedung kongres dan menempati bagian atas dalam satu protes yang mereka katakan ditujukan untuk melindungi hak-hak mereka.
Etnis Indian di Brasil telah melancarkan serangkaian protes dalam beberapa bulan terakhir, menuduh pemerintah Presiden Dilma Rousseff memperlambat demarkasi tanah leluhur mereka, dan menciptakan kebijakan yang mendukung pertanian skala besar.
Kementerian pertahanan Brasil mengatakan akan mengerahkan kekuatan personel 57 ribu angkatan laut, angkatan darat dan udara untuk acara tersebut, termasuk 21 ribu orang yang akan bersiaga untuk situasi yang membutuhkan intervensi segera.
Para pengunjuk rasa marah atas lebih dari 11 miliar dolar dihabiskan untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia di negara dengan ketimpangan yang mencolok, dan kebutuhan mendesak di sektor pendidikan, kesehatan, perumahan dan transportasi.
Aparat keamanan akan disebar di antara 12 kota tuan rumah penyelenggara turnamen dan ibukota-ibu kota negara bagian Vitoria, Maceio dan Aracaju, akan dilengkapi kamp-kamp untuk semua tim pemain di turnamen.