Sabtu , 05 Apr 2014, 11:00 WIB

Menanti Gebrakan Asia

Red: Didi Purwadi
Tim Nasional Jepang
Foto EPA/Sebastiao Moreira

Tim Nasional Jepang

Oleh: Satria Kartika

Tim nasional Italia pasti belum lupa dengan sejarah buruk pada Piala Dunia 1966 di Inggris. 48 tahun lalu, Gli Azurri dipermalukan tim debutan asal Asia, Korea Utara.

Dalam duel hidup mati di laga pamungkas Grup 4 yang tersaji di Stadion Ayresome Park, Middlesbrough, 19 Juli 1966, Korut secara mengejutkan mampu menyingkirkan Italia dengan skor tipis 1-0. Gol kemenangan Korut dicetak Park Doo-Ik pada menit ke-42 melalui tendangan lemah dari dalam kotak penalti ke pojok kiri gawang.

Pasukan Gli Azurri yang kala itu dilatih Edmondo Fabbri harus angkat koper dari Inggris karena finis di peringkat tiga. Italia kalah satu poin dari Korut di peringkat dua dan terpaut empat angka dari Uni Soviet di urutan pertama.

Kegagalan itu membuat para suporter Italia naik pitam. Giacomo Bulagerlli dan kawan-kawan mendapat 'sambitan' setibanya di kampung halaman. Para suporter melempari para pemain dengan tomat busuk ketika keluar dari bandara.

Sejarah itu menjadi bukti bahwa kekuatan sepak bola Asia di pentas dunia tidak bisa dipandang sebelah mata.

Meskipun pada akhirnya Korut tersingkir di perempat final lantaran kalah oleh Portugal, namun Korut cukup bangga karena itu adalah penampilan pertama mereka. Sementara, Italia merupakan tim yang sudah dua kali menggondol juara pada 1934 dan 1938.

Maka, bukan tidak mungkin kejutan-kejutan semacam itu bakal terjadi pada Piala Dunia 2014 di Brasil. Empat tim Asia yakni Jepang, Korea Selatan, Iran, dan Australia menegaskan siap menggebrak di Negeri Samba.

Pelatih timnas Jepang, Alberto Zaccheroni, yakin betul anak-anak asuhnya mampu berbicara banyak. Mereka minimal lolos dari fase grup.

Zaccheroni menilai kualitas permainan Samurai Biru tidak kalah dengan Pantai Gading, Yunani, dan kolombia sebagai lawan di putaran grup.

"Saya berani berkata bahwa  jurang (kualitas) itu hampir tidak ada," tegas Zachheroni dilansir laman resmi FIFA.

Bukan hanya Jepang yang patut diwaspadai. Korea Selatan (Korsel) pun dapat menjadi ancaman. Apalagi, Korsel punya sejarah bagus ketika berhasil menembus semifinal Piala Dunia 2002.

Korsel yang kala itu bertindak sebagai tuan rumah dan tergabung di Grup D bersama Amerika Serikat, Portugal, dan Polandia lolos ke fase knock-out dengan status juara grup tanpa terkalahkan. Sayang, mimpi Korsel merengkuh juara pupus setelah disingkirkan Jerman dengan skor tipis 0-1 di semifinal.

Kenangan Piala Dunia 2002 itu menjadi pembakar motivasi Korsel untuk mengarungi Piala Dunia 2014. Pelatih Korsel, Hong Myung-Bo, menyadari ada dorongan dari suporter untuk mengulang kesuksesan tersebut.

Suporter, ujar Myung-Bo, selalu bertanya mengapa Korsel tidak bisa bermain seperti pada Piala Dunia 2002. "Saya tidak tahu jawabannya. Tapi, yang saya yakini adalah bahwa persiapan kami sudah maksimal," tegas dia seperti dilansir Korea Times.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
piala dunia 2014 timnas jepang timnas korea selatan tim asia
Berita Terkait

Kartu Merah Pertama di Piala Dunia

01 January 1970, 07:00
Berita Terpopuler
Berita Lainnya