Oleh: Wahyu Aulia
Kotabaru, Kalimantan Selatan
Sungguh naas nasib skuat Ayam Jantan Prancis. Melenggang ke Piala Dunia 2002 Jepang/Korea Selatan dengan status juara Piala Dunia 1998 yang dihelat di rumah sendiri, Prancis harus menelan 'petaka' tampil di luar Eropa.
Tergabung dalam Grup A bersama Senegal, Uruguay dan Denmark, Les Blues diprediksikan akan melangkah mulus menuju babak berikutnya sebagai tim unggulan.
Apalagi skuat Prancis yang masih dihuni taburan bintang berpengalaman di semua lini. Siapa yang tidak kenal penjaga gawang Fabian Barthez, bek tangguh Marcel Desailly, gelandang bertenaga Patrick Vieira, dan sang maestro Zinedine 'Yazid' Zidane.
Belum lagi tiga penimbun gol terbanyak di liga top Eropa. Bomber Si Nyonya Tua Juventus, David Trezeguet, adalah jaminan di lini depan yang menyandang gelar capocannoniere Serie A.
Legenda hidup Arsenal sekaligus top skor Liga Inggris, Thierry Henry dan top skor Ligue 1 Prancis Djibril Cisse yang identik dengan warna rambutnya yang bergonta-ganti.
Tapi ironisnya, jangankan tuk meraih tiga poin penuh, trio ujung tombak tadi tak satupun mampu mencetak gol di babak penyisihan grup. Mereka hanya meraup satu poin saat kontra Uruguay (0-0). Sisanya keok saat kontra Senegal (0-1) dan Denmark (0-2).
Zidane yang absen di laga pertama kontra Senegal, dipaksa tampil dalam keadaan cedera lutut pada laga berikutnya. Namun, sang playmaker tak mampu berbuat banyak untuk negaranya. Prancis pun harus angkat koper lebih awal di Piala Dunia pertama yang dihelat di benua Asia tersebut.
'Petaka' serupa kembali menerpa Prancis ketika Piala Dunia digelar di luar Eropa yakni Afrika Selatan pada 2010. Akankah 'petaka' lagi-lagi menghampiri Prancis ketika Piala Dunia 2014 dihelat di luar Eropa, Brasil? Kita tunggu saja.