Kamis , 12 Jun 2014, 22:04 WIB

Mendulang Kembali Antusiasme Warga Brasil

Red: Didi Purwadi
Timnas Brasil menggelar latihan.
Foto Reuters/Murad Sezer

Timnas Brasil menggelar latihan.

Oleh: Reja Irfa Widodo

Penantian warga Brasil selama 64 tahun untuk bisa kembali menyaksikan gelaran Piala Dunia di tanahnya sendiri akhirnya usai. Seiring dengan penantian ini harapan terhadap timnas Brasil untuk bisa merengkuh titel Piala Dunia keenam juga terus melambung.

Namun jelang laga pembuka Piala Dunia 2014, kontra Kroasia, di Stadion Corinthians Arena, Sao Paolo, Jumat (13/6) dini hari WIB, dukungan terhadap timnas Selecao justru malah menurun.

Alih-alih terus memberikan dukungan, sebagian besar suporter timnas Brasil justru menyoraki para penggawa Brasil usai melakoni laga uji coba terakhir mereka, kontra Serbia, akhir pekan lalu.

Pangkal kekecewaan ini, penampilan kurang meyakinkan tim Selecao lantaran hanya bisa unggul satu gol dari tim asal Eropa Timur tersebut.

Selain itu, tim besutan Luiz Felipe Scolari itu juga dianggap meninggalkan ciri khas permainan Brasil, yang dikenal menerapkan pola permainan menyerang dan menampilkan keindahan teknik ketimbang pola permainan yang kaku dan taktis.

Serangkaian kritik yang dialamatkan kepada timnas Brasil ini pun seolah melengkapi keraguan soal persiapan yang dilakukan Pemerintah Brasil dalam penyelenggaraan putaran final Piala Dunia 2014.

Alhasil, selain demi terhindar dari rasa malu dan menjawab kritik tersebut, torehan tiga angka di laga pembuka tentu akan mengembalikan kepercayaan publik Brasil terhadap kekuataan Neymar Junior dan kawan-kawan.

Ketimbang Kroasia, Brasil memang jauh lebih berpengalaman tampil di putaran final Piala Dunia. Bahkan, Brasil tercatat tidak pernah kalah dalam tiga kali kesempatan tampil di laga pembuka Piala Dunia, yaitu saat menang dari Skotlandia di Piala Dunia 1998, Meksiko di Piala Dunia 1950, dan memetik hasil imbang dengan Yugoslavia di Piala Dunia 1974.

Scolari pun mengakui telah menyiapkan sejumlah strategi demi menghadapi determinasi para pemain Kroasia.

''Sebenarnya apa yang paling mengkhawatirkan saya di grup A adalah kekuatan Kroasia. Kami harus bisa mengambil inisiatif serangan dan terus menekan mereka. Saat kami sudah bisa mencetak gol lebih dulu, maka tim lawan akan cenderung mengubah strategi mereka dan terkadang mereka gagal dalam melakukan transisi itu,'' ujar Scolari seperti dikutip IBNLive.

Pelatih yang mengantarkan Brasil meraih juara Piala Dunia 2002 itu juga memiliki alasan tersendiri terkait gaya permainan yang dia terapkan di timnas Brasil. Menurutnya, kemenangan merupakan aspek terpenting dalam sebuah pertandingan, tidak peduli apakah timnya bermain bagus atau buruk.

Scolari memang mampu terus mempertahankan tren kemenangan tim Samba. Sejak kalah di tangan Swiss, Agustus silam, tim Selecao terus memetik kemenangan di sembilan laga uji coba mereka.

Tim Samba juga menorehkan prestasi tersebut dengan catatan impresif, terutama jika menilik keseimbangan permainan antara penyerangan dan bertahan. Dalam sembilan laga uji coba itu, Brasil mampu mencetak 30 gol dan hanya kebobolan dua gol.

''Jika Anda tidak bisa menang dengan bermain indah, maka Anda harus mencoba bermain buruk. Bermain indah dan bisa menang adalah hal yang luar biasa, tapi lebih buruk adalah bermain indah dan Anda kalah,'' kata mantan pelatih Chelsea tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
timnas brasil luiz felipe scolari neymar piala dunia 2014 piala dunia
Berita Terkait

Banyak Kata 'Saida' di Brasil

01 January 1970, 07:00
Berita Terpopuler
Berita Lainnya